Percepat Arus Logistik, Bea Cukai Optimalkan Program SSm

Bea Cukai gelar piloting program SSm Pengangkut di Semarang dan Surabaya

Bea Cukai
Dalam rangka menyukseskan amanat Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang penataan National Logistic Ecosystem (NLE), Bea Cukai bersama seluruh stakeholder maksimalkan program Single Submission (SSm) Pengangkut di 10 pelabuhan di Indonesia.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka menyukseskan amanat Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang penataan National Logistic Ecosystem (NLE), Bea Cukai bersama seluruh stakeholder maksimalkan program Single Submission (SSm) Pengangkut di 10 pelabuhan di Indonesia. Kali ini piloting dan asistensi program ini dilakukan oleh Bea Cukai di Semarang dan Surabaya.

Baca Juga


Kepala Subdirektorat Komunikasi dan Publikasi Bea Cukai, Tubagus Firman Hermansjah, mengatakan bahwa pelaksanaan program SSm Pengangkut ini tujuannya untuk menyediakan sistem/fasilitas yang memungkinkan para nahkoda (pengangkut) melakukan proses clearance di seluruh satker di pelabuhan melalui satu sistem/satu pintu, sehingga dengan satu kali pengiriman superset data, mereka telah menyelesaikan kewajibannya tanpa dilakukan pengiriman secara berulang.

Di Semarang, sukses jalankan SSm Joint Inspection Pabean - Karantina, delivery order (DO) online, surat penyerahan peti kemas (SP2) online, auto gate system dan SSm Perizinan untuk importasi vaksin dan Alkes guna penanganan Covid-19, Bea Cukai Tanjung Emas bersama seluruh stakeholder luncurkan piloting Single Submission (SSM) Pengangkut di Pelabuhan Tanjung Emas sejak Senin, 1 November 2021.

Terkait piloting ini Firman mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyukseskan program ini. “Komitmen kami melalui Bea Cukai Tanjung Emas, bersama seluruh pemangku kepentingan di Pelabuhan Tanjung Emas, semoga dapat menyukseskan proses piloting yang sudah berjalan sepekan ini, sama seperti pelaksanaan program lainnya yang telah kita realisasikan di Pelabuhan Tanjung Emas,” imbuh Firman.

Dalam kegiatan ini turut dihadiri secara virtual oleh Tim dari Sekretariat Kabinet, Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi (STRANAS-PK) Komisi Pemberantasan Koupsi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kesehatan, dan Tim Teknis National Logistic Ecosystem (NLE) serta Tim dari Lembaga National Single Window (LNSW).

“Piloting ini harus didukung penuh oleh seluruh stakeholder di Pelabuhan Tanjung Emas, karena menjadi piloting project STRANAS-PK melalui pembangunan ekosistem logistik nasional dan langsung di review oleh KPK sebagai benchmark untuk pelabuhan lainnya dalam mewujudkan Indonesia Bebas Korupsi” ujar Agus Toro, perwakilan STRANAS-PK KPK.

Sementara di Surabaya, Kanwil Bea Cukai Jawa Timur I mendukung penuh implementasi NLE dengan turut menghadiri asistensi registrasi SSm Pengangkut yang diadakan oleh LNSW, Jumat (05/11).  Kegiatan ini juga diikuti oleh seluruh pemangku kepentingan di Pelabuhan Tanjung Perak dan para Perusahaan Pengangkut sebagai subjek utama asistensi ini.

Firman mengatakan bahwa dalam kegiatan ini terdapat 2 pokok bahasan, yaitu registrasi dan simulasi Ssm Pengangkut dengan menggandeng 4 shipping line, yaitu PT.Samudera Agencies Indonesia, PT.Karana Line, PT.Container Maritime Activities (CMA), dan PT Panurjwan.

”Kami bersama LNSW dan seluruh pihak terkait, sepakat dan siap mendukung secara penuh penerapan NLE di Pelabuhan Tanjung Emas, Tanjung Perak, juga pelabuhan lain di Indonesia, semoga dapat menurunkan costs of logistics dan memperlancar arus logistic yang menjadi kendala selama ini”, jelas Firman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler