AS Bantah Klaim Presiden China Xi Jinping

AS-China hadapi persaingan ketat di berbagai bidang termasuk ekonomi dan teknologi.

AP/Andy Wong
Presiden China Xi Jinping.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan pada Kamis (11/11) mengatakan, persaingan ketat antara AS dan China di Indo-Pasifik tidak harus berubah menjadi Perang Dingin baru. Pernyataan Sullivan membantah pernyataan Presiden Cina Xi Jinping yang mengatakan, kawasan Asia Pasifik tidak boleh kembali ke ketegangan era Perang Dingin.

Dalam pidato yang disampaikan melalui tautan video ke Lowy Institute Australia, Sullivan mengatakan, AS keluar dari Afghanistan untuk lebih menekankan pada Indo Pasifik. AS ingin meminimalkan potensi konflik di kawasan Indo Pasifik. Sullivan berusaha mengecilkan kekhawatiran tentang risiko Perang Dingin baru yang berkembang dengan China.

"Semua membicarakan tentang Amerika Serikat dan China akan memasuki perang dingin baru dan sedang menuju konflik. Kami memiliki pilihan untuk tidak melakukan itu," kata Sullivan.

Sullivan mengatakan, AS dan China menghadapi persaingan ketat di berbagai bidang termasuk ekonomi dan teknologi. "Kami akan membela nilai-nilai kami, tetapi kami juga mengakui Cina akan menjadi tantangan dalam sistem internasional untuk masa mendatang," ujarnya

Sullivan menambahkan, AS memiliki strategi untuk membangun kisi-kisi aliansi secara global dengan membentuk Pakta Aukus. Pakta tersebut dibentuk bersama dengan Australia dan Inggris untuk berbagi teknologi kapal selam nuklir.

Sullivan menambahkan, kesepakatan Aukus bertujuan memiliki keterlibatan lebih intensif di Indo Pasifik. Namun hal ini tidak berarti AS berpaling dari wilayah lain di dunia, khususnya Eropa.

Kemudian AS juga bekerja dengan negara-negara Quad yang terdiri atas Australia, India dan Jepang untuk berbagi vaksin Covid-19. Selain itu, AS membentuk Dewan Perdagangan dan Teknologi AS-Uni Eropa untuk melawan teknologi China yang sedang berkembang.

Baca Juga


Perang dingin

Sebelumya, Presiden China Xi Jinping mengatakan kawasan Asia-Pasifik jangan kembali ke ketegangan era Perang Dingin. Hal ini ia sampaikan sebelum pertemuan virtual dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang diperkirakan digelar pekan ini.

Pernyataan tersebut merupakan pesan dalam video yang dikirim ke forum CEO di sela-sela di pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik yang diselenggarakan Selandia Baru. Xi mengatakan membentuk lingkaran kecil atau garis ideologi pada geopolitik pasti menuai kegagalan. "Kawasan Asia-Pasifik tidak bisa dan tidak boleh kembali dalam konfrontasi dan perpecahan era Perang Dingin," kata Xi, Kamis (11/11).

Pidato Xi merupakan referensi nyata atas upaya AS dengan sekutu dan mitra-mitranya di kawasan termasuk Quad yang terdiri AS, Jepang, India dan Australia. Kelompok untuk menumpulkan pengaruh ekonomi dan militer China yang semakin kuat. AS juga membetuk AUKUS, sebuah pakta pertahanan yang terdiri atas Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Pakta ini juga untuk menangkal China.

Pada Selasa (9/11) lalu militer China mengatakan mereka telah menggelar patroli kesiapan tempur ke arah Selat Taiwan. Langkah itu diambil setelah delegasi Kongres AS tiba di Taiwan, pulau demokratis yang diklaim Beijing.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS dan sekutu-sekutunya akan mengambil 'tindakan' bila China menggunakan kekuatan untuk mengubah status quo di Taiwan. Blinken tidak mengungkapkan dengan rinci tindakan apa yang akan diambil.

Upaya diplomatik agresif AS dengan Cina di awal pemerintahan Biden membuat sekutu bingung. Pemerintah AS yakin keterlibatan langsung Xi adalah cara terbaik untuk mencegah hubungan dua perekonomian terbesar di dunia memanas hingga menjadi konflik.

Pertemuan Xi dan Biden belum ditentukan tanggalnya tapi orang-orang yang mendapat pengarahan mengenai pertemuan tersebut mengatakan diperkirakan akan digelar pekan ini. Dalam surat yang dikirimkan ke makan malam tahunan Komite Nasional Hubungan AS-Cina pekan ini Xi mengatakan Cina siap mengelola perbedaan dengan baik dengan AS.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler