Perbaiki Hubungan, Pemimpin UEA akan Berkunjung ke Turki

Sheikh Mohammed akan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

EPA-EFE/Roman Pilipey
Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Penguasa de facto Uni Emirat Arab (UEA) Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan akan berkunjung ke Turki untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir. Kunjungan ini tampaknya untuk memperbaiki hubungan antardua rival di kawasan itu.

Dua orang pejabat Turki mengatakan dalam kunjungan yang dijadwalkan pada 24 November itu Pangeran Sheikh Mohammed akan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. UEA dan Turki memperebutkan pengaruh di Timur Tengah sejak Arab Springs pecah satu dekade yang lalu.

Kedua negara mendukung pihak yang berlawanan di perang sipil Libya. Perselisihan mereka meluas ke timur Laut Tengah dan Teluk sebelum akhirnya Ankara memulai berusaha memperbaiki posisinya di kawasan tahun lalu.

Pada Agustus Erdogan mengatakan Turki dan UEA telah melangkah maju dalam upaya memperbaiki hubungan. Upaya ini, menurut Erdogan dapat mengarahkan pada investasi besar-besaran di Turki.

Pernyataan itu ia disampaikan setelah ia bertemu dengan Penasehat Keamanan Nasional UEA Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan. Ia juga telah berbicara dengan Sheikh Mohammed melalui sambungan telepon.

Salah satu pejabat Turki yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan dua pemimpin akan membahas hubungan bilateral, perdagangan, perkembangan di kawasan dan investasi. Adapaun tanggal pastinya masih belum ditetapkan.

"Kunjungan Sheikh Mohammed akan berkontribusi untuk membawa hubungan ke tempat yang lebih baik," kata pejabat kedua, Senin (15/11).  

Ia menambahkan 'kunjungan tingkat tinggi' dari Turki akan segera diagendakan. Sementara itu Kementerian Luar Negeri UEA menolak untuk berkomentar. Kantor komunikasi kepresidenan Turki tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Tahun lalu Turki menuduh UEA membawa kekacauan di Timur Tengah melalui intervensi di Libya dan Yaman. Sementara UEA dan negara-negara lainnya mengkritik aksi militer Turki. Erdogan juga mengancam akan memutus hubungan diplomatik dengan UEA setelah negara Arab Teluk itu menormalisasi hubungan dengan Israel.

Upaya Ankara memperbaiki hubungan dilakukan setelah Mesir dan Arab Saudi juga ditawarkan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Tapi tidak ada perkembangan lebih lanjut.

Perbedaan politik yang cukup dalam antara Abu Dhabi dan Ankara membuat pertemuan Sheik Mohammed dan Erdogan diprediksi akan fokus pada hubungan ekonomi dan menurunkan ketegangan dibandingkan usaha untuk mengatasi keretakan ideologi mereka.

Turki mengatakan sedang membahas investasi di bidang energi dengan UEA seperti pembangkit listrik. UEA pun ingin memperdalam hubungan perdagangan dan ekonomi dengan Turki. Lembaga investasi Abu Dhabi juga berinvestasi besar ke perusahaan grosir daring Turki, Gering dan platform jual-beli Trendyol.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler