Fenomena Langit Merah Terjadi Selama Gerhana Bulan, Mengapa?

Bulan akan mengubah berbagai warna selama tahap yang berbeda dari gerhana bulan total

Antara/Adiwinata Solihin
Ilustrasi Gerhana bulan
Rep: Puti Almas Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama peritiwa gerhana bulan, warna merah akan muncul. Pancaran paling dramatis terjadi selama gerhana bulan total. Kenapa ini terjadi?

Baca Juga


Banyak orang yang bertanya mengapa bulan bisa diliputi cahaya oranye terang hingga merah darah. Fenomena yang membuat pancaran langit yang semula biru berubah disebut sebagai hamburan Rayleigh atau hamburan preferensial dari panjang gelombang cahaya tertentu dari partikel yang sangat kecil. Ini sekitar sepersepuluh panjang gelombang cahaya atau lebih kecil. 

Pada siang hari, gelombang cahaya matahari yang terdiri dari warna yang sesuai dengan panjang gelombang masing-masing. Gelombang cahaya ini disaring melalui atmosfer, di mana molekul gas nitrogen dan oksigen kecil membiarkan panjang gelombang yang lebih panjang seperti merah, oranye, dan kuning, melewati langsung ke tanah. 

Namun, panjang gelombang yang lebih pendek,  seperti violet dan biru, diserap dan kemudian tersebar ke segala arah. Ini memberikan lebih banyak kesempatan untuk terlihat di mata kita.

Itulah Bagaimana fenomena hamburan cahaya yang sama membuat bulan terlihat. Selama gerhana bulan total, matahari, Bumi, dan bulan berada pada satu garis.

Ketika Bumi berada tepat di depan matahari, Bumi menghalangi sinar matahari menerangi bulan. Pada saat itu, Anda akan melihat cincin cahaya di sekitar bulan, karena meskipun planet kita jauh lebih besar dari matahari, cahaya bintang pun membelok di sekitar tepi Bumi dan cahaya ini akan dipantulkan ke bulan.

"Cakram terestrial yang gelap dikelilingi oleh setiap matahari terbit dan terbenam di dunia, sekaligus," ujar NASA dalam sebuah pernyataan, dilansir Live Science, Rabu (17/11). 

Namun, cahaya matahari harus melewati atmosfer bumi sebelum mengenai bulan. Sepanjang jalan, cahaya biru dengan panjang gelombang yang lebih pendek tersebar sebelum mencapai bulan, meninggalkan warna merah dan jingga tanpa membasahi permukaan bulan, kemudian bulan pun menjadi merah. 

 

Matahari terbit dan terbenam berwarna kemerahan ketika matahari lebih tinggi di langit. Pada siang hari, cahaya merah langsung menembus ke tanah. Sementara cahaya biru tersebar dan oleh karena itu lebih mungkin berada di garis pandang mata manusia.

"Saat matahari terbenam, karena matahari rendah di langit, cahaya merah melewati garis pandang Anda, sementara cahaya biru menyebar menjauh darinya,”  jelas astronom Shannon Schmoll, yang juga merupakan direktur Planetarium Abrams di Michigan State University.

Bulan akan mengubah berbagai warna selama tahap yang berbeda dari gerhana bulan total, berubah dari keabu-abuan awal menjadi oranye dan kuning. Kondisi atmosfer juga dapat mempengaruhi kecerahan warna. 

Sebagai contoh, partikel ekstra di atmosfer seperti abu dari kebakaran hutan besar atau letusan gunung berapi baru-baru ini dapat menyebabkan bulan tampak lebih gelap. Bulan tidak selalu bersembunyi sepenuhnya di balik bayangan Bumi. 

Selama gerhana bulan parsial, matahari, Bumi, dan bulan sedikit tidak sejajar, sehingga bayangan planet kita hanya menutupi sebagian bulan. Seorang pengamat langit mungkin bahkan tidak memperhatikan jenis ketiga dari gerhana bulan, yaitu jenis penumbra, di mana bulan berada di penumbra Bumi, atau bayangan luarnya yang samar.

Gerhana bulan sebagian

Pada 19 Novemver nanti akan terjadi gerhana sebagian. Gerhana ini bisa disaksikan di Indonesia. Dilansir dari laman Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), pada gerhana sebagian kali ini, permukaan Bulan akan tertutupi 97,85 persen umbra Bumi. Durasi gerhana dapat mencapai 3 jam 28 menit.

Gerhana bulan diawali dengan fase awal penumbra yang terjadi pada pukul 13.00.20 WIB. Tidak ada wilayah Indonesia yang bisa menyaksikan fase awal ini karena Bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit.

Fase gerhana selanjutnya adalah awal sebagian yang terjadi pada 14.18.21 WIB. Seluruh Indonesia tidak dapat menyaksikan fase awal sebagian arena Bulan masih di bawah ufuk.

Puncak gerhana Bulan sebagian terjadi pada 16.02.53 WIB. Wilayah yang dapat menyaksikan fase puncak antara lain Provinsi Papua Barat (kecuali Kepulauan Raja Ampat), provinsi Papua, sebagian provinsi Maluku (Kota Tual, Maluku Tenggara, Kepulauan Kei, Kepulauan Aru.

Fase akhir sebagian terjadi pada pukul 17.47.23 WIB. Wilayah yang dapat menyaksikan fase ini antara lain Pulau Papua, Kepulauan Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Pulau Madura dan Jawa (kecuali Provinsi Banten, DKI Jakarta, Kota/Kab Bekasi, Kota Depok. Kota Bogor, Kota/Kab Sukabumi, Kab Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab Bandung Barat).

Selain itu, fase akhir sebagian juga bisa dilihat di sebagian provinsi Kepulauan Riau (keciali Natuna dan Anambas). Fase sebagian akhir juga bisa disaksikan di Provinsi Bangka Belitung (kecuali Kabupaten Bangka Barat). Fase akhir sebagian bisa diamati dari arah timur laut.

Selanjutnya, fase akhir penumbra terjadi pada pukul 19.05.28 WIB. Seluruh Indonesia dapat menyaksikan fase akhir penumbra.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler