Turki Bebaskan Pasutri yang Pernah Diduga Intelijen Israel

Pasutri yang memotret istana Erdogan di Turki dan diduga mata-mata kini dibebaskan

Antara
Bendera Israel (ilustrasi). Pasutri yang memotret istana Erdogan di Turki dan diduga mata-mata kini dibebaskan.
Rep: Kamran Dikarma Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pasangan suami-istri (pasutri) asal Israel yang ditangkap karena memotret istana kepresidenan Turki telah dibebaskan pada Kamis (18/11) pagi. Mereka meninggalkan Turki dan kembali ke Tel Aviv menggunakan jet pribadi yang dikirim pemerintah Israel.

Pasangan tersebut bernama Mordy dan Natali Oknin. Saat tiba di Bandara Ben Gurion sekitar pukul 06.00 waktu setempat, perasaan haru seketika muncul. "Kami ingin bersama keluarga kami," kata mereka dikutip laman Times of Israel.

Mordy dan Natali pun menyampaikan terima kasih kepada Presiden Israel Isaac Herzog, Perdana Menteri Naftali Bennett, dan Menteri Luar Negeri Yair Lapid. Mereka turut mengapresiasi dukungan dari seluruh penduduk Israel.

Sebelumnya Bennett dan Lapid memang telah mengumumkan keberhasilan negosiasi dengan otoritas Turki perihal pembebasan Mordy dan Natali. "Kami berterima kasih kepada Presiden Turki (Recep Tayyip Erdogan) dan pemerintahannya atas kerja sama mereka serta berharap dapat menyambut pasangan itu kembali ke rumah," kata Bennett dan Lapid dalam sebuah pernyataan bersama.

Bennett dilaporkan akan menelepon Erdogan untuk menyampaikan terima kasih secara pribadi. Bennett pun akan berbicara dengan keluarga Mordy dan Natali. "Saya harap kalian memiliki hari-hari yang lebih tenang sekarang dan saya senang mereka (Mordy dan Natali) kembali ke rumah," ucap Bennett ke pihak kelurga pasangan tersebut.

Mordy dan Natali ditangkap setelah memotret istana Erdogan di Istanbul pekan lalu. Pemotretan dilakukan saat mereka berpartisipasi dalam tur. Foto-foto itu kemudian mereka kirim ke anggota keluarganya.

Baca Juga


Mordy dan Natali dicurigai sebagai agen spionase. Namun, laporan media menyebut sebelum Mordy dan Natali, ribuan turis mancanegara, termasuk asal Israel, sudah pernah memotret istana presiden Turki.

Setelah ditangkap, pasangan suami-istri itu ditahan terpisah. Mereka diberi akses intermiten ke pengacara dan konsuler Israel. Israel telah secara tegas membantah Mordy dan Natali adalah agen mata-mata.

Putri dari Mordy dan Natali, Shiraz, mengucapkan terima kasih mendalam atas upaya Pemerintah Israel membebaskan kedua orang tuanya. "Terima kasih kepada negara kami yang luar biasa yang memastikan orang tua saya akan bersama saya lagi. Kami hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang, saat ibu saya memegang tangan saya," kata Shiraz.

Shiraz mengungkapkan saat ini orang tuanya harus menjalani fase pemulihan. Saudara laki-laki Natali Oknin, Eran Peri, mengatakan dia telah menerima panggilan telepon dari Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid. Hal itu terjadi setelah negosiasi pembebasan Mordy dan Natali berhasil.

"Dia (Lapid) memberi tahu saya bahwa mereka akan pulang dan kami harus merahasiakannya. Dikhawatirkan proses hukum tetap berjalan. Kami pikir mereka akan dihukum 10-15 tahun penjara. Pada saat yang sama, kami tahu pemerintah melakukan segalanya untuk memulangkan mereka," ujar Peri.

Pengacara Mordy dan Natali, Nir Yaslovitzh, sempat mengunjungi Turki untuk menemui kliennya. Namun hal itu tak berhasil. Yaslovitzh kembali ke Israel pada Rabu (17/11). Karena itu, dia sangat menyambut pengmuman pembebasan Mordy dan Natali. "Ini adalah salah satu hari paling mengharukan dalam hidup saya, saya sangat bersemangat," ujar Yaslovitzh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler