Susah Tidur Bisa Jadi Tanda Peringatan Silent Killer

Sulit tidur bisa terjadi karena berbagai sebab.

Republika/Wihdan
Susah tidur (Ilustrasi). Di antara berbagai penyebab susah tidur, ada silent killer yang mungkin menjadi biang keladinya.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang berjuang untuk bisa tidur pada malam hari. Di antara banyak penyebab susah tidur, dokter mengingatkan bahwa itu juga bisa menjadi tanda peringatan adanya silent killer.

Sekitar 40 persen orang Inggris diperkirakan menderita kadar kolesterol tinggi atau batas tinggi. Obat-obatan untuk kondisi itu sebelumnya diketahui menelan biaya National Health Service (NHS) sekitar 16,7 juta pound (sekitar Rp 320 miliar) setahun.

Kolesterol tinggi terjadi ketika orang memiliki terlalu banyak zat lemak dalam darah. NHS menyatakan, kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala.

Baca Juga


Satu-satunya cara dapat mengetahui kadar kolesterol adalah melalui tes. Hal-hal seperti usia, berat badan, dan kondisi lain, misalnya tekanan darah tinggi atau diabetes, juga dapat berkontribusi pada risiko kolesterol tinggi.

Pimpinan klinis di The Independent Pharmacy, Don Grant, mengatakan bahwa penelitian sebelumnya telah menunjukkan kaitan antara masalah tidur dan kolesterol tinggi. Dia menjelaskan bahwa Michael Grandner, direktur Program Penelitian Tidur dan Kesehatan di University of Arizona mencatat hubungan itu dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Sleep Journal pada 2014.

Pasien yang berpartisipasi dalam penelitian ini dinilai dari kebiasaan gaya hidup, durasi tidur, dan apakah mereka mendengkur atau tidak. Tingkat lipid mereka juga diukur, dan inilah yang menunjukkan kadar kolesterol baik dan jahat.

Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa orang yang tidur kurang dari enam jam setiap malam lebih mungkin memiliki kadar LDL tinggi. Ini merupakan kolesterol jahat.

Kolesterol tinggi memiliki hubungan dengan penyakit jantung. Para peneliti mengatakan penelitian itu mengonfirmasi bahwa kurang tidur terkait dengan hal ini.

Namun, Grandner menyatakan, tidak jelas apakah kondisi sulit tidur ini disebabkan oleh sebab dan akibat atau apakah hubungan dengan tidur dan kolesterol itu hanya kebetulan. Tes darah tentu menjadi alternatif lebih baik daripada orang mengetahui mereka memiliki kolesterol tinggi ketika mengalami serangan jantung atau strok.

Grant mengatakan, tidak ada gejala kolesterol tinggi. Artinya, dunia medis dan ilmiah tidak dapat membuat pernyataan konklusif tentang gejala kolesterol tinggi yang kurang diketahui.

"Yang dapat dikatakan dengan pasti dan meyakinkan adalah bahwa tes darah akan mengungkapkan jika seseorang memiliki kolesterol tinggi," kata Grant dilansir The Sun, Jumat (19/11).

Tes darah untuk memeriksa kolesterol tinggi sangat sederhana dan akurat. Seorang dokter umum atau perawat mengambil sampel darah.

Darah kemudian diuji kadar kolesterolnya baik dan kolesterol jahatnya. High-density lipoprotein (HDL) adalah kolesterol baik. Kolesterol non-HDL (total kolesterol dikurangi HDL) adalah kolesterol jahat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler