4 Cara Islami Lawan Kecemasan dan Stres Akut
Islam memberikan penawar stres dan kecemasan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres dan cemas merupakan salah satu akibat yang kerap ditemukan dari impitan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Islam pun telah memberikan obat untuk mengatasi kedua masalah itu.
Dilansir di aboutislam.net, seorang penulis Theresa Corbin berbagi mengenai tips sebagai Muslimah cara untuk menghadapi kecemasan dan stres dengan situasi yang dihadapi di masa kini.
Sebagian besar dari kita berada dalam keadaan stres dan kecemasan yang meningkat dan berkelanjutan.
Hal yang menakjubkan tentang Islam adalah bahwa ia menegaskan kerasnya realitas dan memberi kita kenyamanan tentang hal itu pada saat yang sama.
Ini mengajarkan kita keseimbangan antara mengikat unta kita atau menghadapi masalah secara langsung dan percaya kepada Allah SWT atau tidak terobsesi dengan apa yang tidak bisa kita kendalikan.
Ada banyak cara untuk mengatasi kecemasan dan stres dalam kerangka Islam. Berikut adalah empat keajaiban yang saya temukan dalam mengurangi stres dan kecemasan dalam hidup:
Pertama, memahami penderitaan
Mereka yang telah mencapai kebijaksanaan dan kedamaian seringkali adalah mereka yang menggunakan penderitaan luar biasa, dan mereka menggunakannya sebagai alat untuk belajar, tumbuh, dan menghasilkan perubahan besar
Kedua, fokus ke hal lain
Setelah kita memahami bahwa penderitaan ada di dunia karena suatu alasan, kita dapat mulai melihatnya sebagai tawaran pekerjaan. Allah SWT telah menunjuk kita untuk menjadi agen moral di dunia ini, menjadi aktivis menuju perbaikan masyarakat. Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطعْ فَبِقَلبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإيْمَانِ
“Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya, dan jika dia tidak mampu melakukannya, maka (biarkan dia mengubahnya) dengan lidahnya, dan jika dia tidak mampu melakukannya, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” ( HR Muslim)
Berbuat baik adalah penangkal yang hebat untuk kecemasan dan stres, bahkan jika kecemasan dan stres itu melebihi kehidupan pribadi kita sendiri.
Ketiga, meyakini Allah SWT tempat bergantung
Sebagai Muslim harus memahami bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi yang mengendalikan alam semesta dan segala isinya dapat memberikan penghiburan bagi seseorang yang merasa tertekan dengan kendali kita yang terbatas. Allah berfirman dalam Alquran surat Al Ahqaf ayat 33:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَمْ يَعْيَ بِخَلْقِهِنَّ بِقَادِرٍ عَلَىٰ أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَىٰ ۚ بَلَىٰ إِنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan tidakkah mereka memerhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi, dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, adalah Mahakuasa (pula) menghidupkan yang mati? Begitulah, sungguh, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Inilah keseimbangan luar biasa yang diberikan Islam kepada kita. Kita melakukan apa yang kita bisa dan merasa puas mengetahui bahwa hasil dari upaya kita adalah dari Allah.
Keempat, tetap menjaga rutinitas ibadah
Rutinitas sholat lima waktu yang Allah SWT perintahkan untuk kita dirikan adalah rutinitas yang paling baik. Ini bisa menjadi titik di zaman kita di mana kita meninggalkan semua stres dan kecemasan dan kita menyerahkan diri kita kepada Allah, Pencipta kita, Dia yang mengendalikan segala sesuatu. Dalam surat Al Baqarah ayat 45:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (salat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
Sumber: aboutislam