Sebanyak 24 Siswa-Guru SD di Bogor Positif Covid-19
Pemkot Bogor menghentikan PTM Sementara selama 10 hari.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menghentikan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di SDN Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor selama 10 hari. Hal itu menyusul adanya temuan 24 kasus positif Covid-19 di sekolah tersebut.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menyebutkan 24 orang yang terpapar Covid-19 terdiri atas 14 orang siswa dan 10 orang guru, dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG). Kasus itu ditemukan usai Puskesmas Mekarwangi melaksanakan swab test PCR terhadap 50 sampel secara acak pada Kamis (17/11).
“Saat ini mereka isolasi mandiri (isoman) di rumah karena tidak ada gejala sama sekali. Kami sesuai dengan aturan, juga meminta agar PTM dihentikan selama 10 hari dan sudah dilakukan tracing kontak erat,” ujar Bima Arya, Sabtu (20/11).
Sebagai langkah cepat, Bima Arya mengatakan, Pemkot Bogor juga melakukan tracing kontak erat dari 24 orang tersebut. Terutama bagi siswa-siswi yang berada satu kelas dengan 14 siswa yang terpapar Covid-19, serta keluarga para pasien di rumah.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, 24 pasien Covid-19 itu berasal dari Kelurahan Sukadamai sebanyak 11 orang, Kelurahan Sukaresmi tiga orang, Kelurahan Mekar Wangi dua orang, Kelurahan Kedungbadak empat orang. Lalu di Kelurahan Kayu Manis satu orang, Kelurahan Kebon Pedes satu orang, Kecamatan Bogor Barat satu orang, serta satu orang dari Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Melihat 24 kasus Covid-19 itu merupakan OTG, Bima Arya memperkirakan ada indikasi herd immunity atau kekebalan komunal sudah terbentuk. Lantaran seluruh guru yang terpapar Covid-19 sudah divaksinasi Covid-19 meskipun 14 siswa yang terpapar belum divaksinasi.
Kendati demikian, dia meminta agar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor agar berkoordinasi dengan SDN Sukadamai untuk melakukan pemantauan. Dikhawatirkan ada penambahan kasus, bahkan kasus Covid-19 dengan gejala.
“Mudah-mudahan ini bukan indikasi gelombang ketiga. Mudah-mudahan ini indikasi herd immunity. Jadi virusnya semakin melemah, positif tapi tidak ada gejala,” ujarnya.