Indonesia Utang Lagi ke ADB Sebesar 500 Juta Dolar AS

Pinjaman ini untuk membiayai subprogram terkait peningkatan produktivitas.

ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Seorang pekerja mencatat nomor seri tabung oksigen yang telah diisi. Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia.
Rep: Novita Intan Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai 500 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia. Adapun pinjaman ini untuk membantu pemulihan dari dampak pandemi Covid-19 dan menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.

Baca Juga


Direktur ADB bidang Pembangunan Manusia dan Sosial bagi Asia Tenggara Ayako Inagaki mengatakan pinjaman ini akan membantu meningkatkan kualitas SDM, menaikkan produktivitas tenaga kerja serta reformasi bidang pendidikan, pengembangan keterampilan, kesehatan, dan perlindungan sosial.

“Program ini mendukung reformasi penting yang membantu pemerintah mencapai berbagai target kesehatan dan pendidikan dalam sustainable development goals,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (22/11).

Menurutnya pinjaman ini diperlukan demi tingkat pertumbuhan tahunan sebesar tujuh persen, agar Indonesia mampu menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045. Hal ini membutuhkan angkatan kerja yang terampil bagi transisi menuju manufaktur teknologi tinggi dan ekspor bernilai tambah lebih tinggi.

Indeks modal manusia Indonesia naik menjadi 54 persen pada 2020 dari sebelumnya 50 persen pada 2010. Pembangunan manusia diidentifikasi sebagai pendorong penting pertumbuhan ekonomi dalam visi 2045 pemerintah Indonesia dan rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020–2024.

Pinjaman baru ini membiayai subprogram pertama dari tiga subprogram meningkatkan produktivitas melalui program pembangunan modal manusia. Program ini juga menggabungkan pinjaman berbasis kebijakan dengan bantuan teknis dan dukungan pengetahuan yang berfokus pada kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial sehingga akan menaikkan indeks SDM Indonesia menjadi 59 persen pada 2026.

“Adanya angkatan kerja yang terampil dan sehat melalui pendidikan teknis dan vokasi, pelatihan dan pendidikan tinggi akan mendorong perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia, sehingga turut memajukan pembangunan sektor swasta,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler