Kementan: Stok Jagung Nasional Diperkuat di Sentra Produksi

Tren kebutuhan jagung nasional terus meningkat untuk kebutuhan berbagai kebutuhan

Kementan
Secara umum kondisi saat ini, kebutuhan jagung setahun untuk pakan, konsumsi, dan industri pangan sebesar 14,37 juta ton. Stok akhir jagung Desember 2020 sebesar 1,43 juta ton, dan proyeksi stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JANEPONTO -- Tanaman jagung merupakan jenis tanaman pangan yang tumbuh di banyak wilayah di Indonesia. Dengan berbagai jenisnya, jagung menjadi sumber pakan, konsumsi dan bahan baku industri.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan tren kebutuhan jagung nasional terus meningkat untuk kebutuhan berbagai kebutuhan, utamanya untuk pakan ternak, industri pangan dan konsumsi. Karenanya pemerintah secara serius melakukan upaya untuk meningkatkan volume produksi.

“Secara umum kondisi saat ini, kebutuhan jagung setahun untuk pakan, konsumsi, dan industri pangan sebesar 14,37 juta ton. Stok akhir jagung Desember 2020 sebesar 1,43 juta ton, dan proyeksi kami stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton,” jelas Suwandi.

Suwandi menambahkan produksi jagung secara nasional tahun 2021 menurut prognosa Kementan dan BPS, luas panen jagung nasional Januari-Desember 2021 seluas 4,15 juta hektare, produksi bersihnya sebesar 15,79 juta ton dengan kadar air (KA) 14 persen.

Baca Juga


Secara umum kondisi saat ini, kebutuhan jagung setahun untuk pakan, konsumsi, dan industri pangan sebesar 14,37 juta ton. Stok akhir jagung Desember 2020 sebesar 1,43 juta ton, dan proyeksi stok jagung 2021 sebanyak 2,85 juta ton - (Kementan)


Dan khusus Sulawesi Selatan selama ini dikenal sebagai salah sentra produksi jagung nasional, yang memiliki luas panen 377,7 ribu hektare dan bisa menghasilkan 1,82 juta ton jagung per tahun. Diperkirakan panen jagung Sulawesi Selatan pada November-Desember 2021 seluas 26.023 hektare.

“Maka dari itu, penguatan produksi di sentra sentra produksi kita kuatkan melalui pemanfaatan benih unggul, mekanisasi dan pascapanen yang baik,” tambahnya.

Keterbatasan lahan yang ada, memerlukan upaya inovasi teknologi benih yang unggul, misalnya dengan menggunakan benih NASA 29 dan HJ21 yang merupakan produk inovasi Balitbang pertanian. Beberapa alsintan pra dan pasca panen dapat digunakan untuk mempercepat penanaman, dan menjaga kualitas hasil panen.

Selain itu, pemanfaatan lahan yang selama ini kurang produktif sebagai lahan pertanaman jagung akan mampu meningkatkan produksi secara nasional. Pemerintah juga menekankan perlunya tumpang sari jagung dengan tanaman lainnya, agar produktivitas lahan meningkat, sekaligus pendapatan petani bertambah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melakukan tanam jagung perdana pada lahan 1.000 hektare di Kelurahan Tolo, Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto, Sulsel, Selasa (23/11). Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan pada propinsi Sulawesi Selatan senilai Rp 266,8 miliar untuk benih, alat pra panen, dan pascapanen, serta pengolahan hasil tanaman pangan.

Khusus bantuan sarana dan prasarana hari ini di Kabupaten Janeponto berupa traktor roda 4, pompa air, cultivator, alat tanam jagung dan pemipil jagung senilai lebih dari Rp 1,5 miliar.

Pemerintah berharap akan ada tambahan produksi 120 ribu ton di kabupaten Janeponto, dengan intensifikasi dan meningkatkan indek pertanaman secara bertahap 10 ribu-30 ribu hektare.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler