Dear Milenial, Waspadai 3 Mindset Keliru dalam Investasi Saham ini
Dear Milenial, Waspadai 3 Mindset Keliru dalam Investasi Saham Ini
Investasi saham banyak diminati investor pemula dari kalangan milenial. Kalangan newbie ini berbondong-bondong mencari cuan di pasar saham, entah dengan trading yang menginginkan keuntungan dalam waktu singkat atau memilih jalan investasi untuk cuan dalam jangka panjang.
Baik trading maupun investasi yang sama-sama sangat mudah dilakukan secara online semisal dengan IPOT EZ adalah pilihan dan sudah sepantasnya milenial paham konsekuensi dengan pilihan menjadi trader atau investor.
Namun, ada satu hal yang tak boleh diabaikan baik trader atau investor dalam setiap transaksi sahamnya yakni analisis. Baik trader maupun investor wajib mengedepankan yang namanya analisis dalam setiap transaksi sahamnya.
Dua analisis dasar yang wajib dilakukan trader atau investor adalah analisis fundamental dan teknikal. Analisis ini tentu saja terkait dengan kesadaran dan nalar yang logis. Dengan begitu, baik trader atau investor tidak tersesat dalam cara pandang yang keliru dalam setiap transaksinya.
Nalar (akal budi) ini penting supaya trader atau investor tidak tersesat dalam mindset keliru dalam transaksi sahamnya, karena ada beberapa mindset keliru yang hanya sebatas anggapan dan kalau dipercaya begitu saja maka akan menghancurkan trading dan investasinya.
Berikut ini beberapa mindset keliru yang wajib diwaspadi investor pemula:
1. Ada anggapan keliru bahwa kalau harga saham sudah turun begitu dalam maka tidak mungkin turun lagi
Banyak trader atau investor yang beranggapan bahwa kalau saham sudah turun drastis harganya maka tidak akan turun lebih rendah lagi. Anggapan seperti ini tidak seutuhnya benar. Faktanya, tidak sedikit saham yang sudah merosot terlalu dalam, toh akhirnya melanjutnya pergerakan turunnya. Selain itu, sebaliknya juga ada anggapan kalau kalau harga saham sudah meroket tinggi maka tidak akan naik lagi. Ini juga tidak benar sama sekali. So, waspadai anggapan keliru seperti ini dan tetap berpegang pada analisis fundamental dan teknikal.
2. Membeli saham jika harganya sudah di titik terendah
Masalahnya siapa yang tahu bahwa harga saham tertentu sudah mencapai titik terendahnya. Tak satu pun pakar yang bisa memberi kepastian kalau harga saham sudah berada di titik terendahnya. So, analisis saham tetap di ke depankan untuk melihat bahwa saham yang diincar secara valuasi memang sudah murah, meski tidak di titik paling rendah. Investor Amerika Peter Lynch mengatakan menebak harga terendah saham yang sedang turun itu seperti menangkap pisau tajam yang sedang jatuh. Yang didapat hanya luka, sementara pisaunya tidak bisa ditangkap.
3. Tidak mau cut loss, nunggu sahamnya kembali naik
Tak ada satu pun trader atau investor saham yang ingin rugi. Semua menginginkan untung, meski potensi kerugian itu juga terbuka lebar seperti halnya cuan besar. So, tentu sangat disayangkan kalau selaku trader atau investor cerdas tidak mau menjual rugi (cut loss). Seorang trader atau investor yang cerdas wajib disiplin dengan cut loss dan justru tidak selalu mengharapkan sahamnya kembali naik. Toh, cut loss saham saat ini sudah mudah dilakukan. Semisal dalam aplikasi IPOT, aksi cut loss (stop loss) sangat mudah dilakukan dengan fitur Robo Trading yang tersedia di aplikasi IPOT milik sekuritas karya anak bangsa dengan tagline #SemuaBisaInvestasi. Cut loss (stop loss) akan dijalankan secara otomatis oleh sistem tepat waktu sesuai dengan angka-angka yang dimasukkan.