Operasional Bus Listrik Damri Tunggu Kesiapan Infrastruktur
Bus listrik Damri akan diuji cobakan untuk rute Stasiun Gambir-Bandara Soekarno-Hatta
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Damri pada pekan lalu resmi meluncurkan uji coba bus listrik di Bandara Soekarno-Hatta. Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan DAMRI Sidik Pramono mengatakan nantinya operasional komersial bus listrik tersebut masih menunggu kesiapan infrastruktur.
"Saat ini memang masih tahap uji coba operasional sambil menunggu kesiapan fasilitas pendukungnya," kata Sidik kepada Republika.co.id, Selasa (30/11).
Nantinya saat operasional bus listrik secara komersial, Sisik menuturkan ada kemungkinan tidak hanya di Bandara Soekarno-Hatta saja. Hal tersebut menurutnya tergantung dengan kebutuhannya.
"Operasional bus listrik ini targetnya masih sangat memungkinkan pada kota dan segmen lainnya sesuai kebutuhan," ujar Sidik.
Sebelumnya, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-75, Damri meluncurkan uji coba bus listrik di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin mengatakan uji coba pengoperasian bus listrik tersebut juga sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Dengan begitu menurut Setia Damri juga mendukung program percepatan kendaraan listrik berbasis baterai.
"Dengan adanya kebijakan kendaraan listrik, kami siap mengimplementasikan secara luas lagi operasional bus listrik dan menjawab tantangan masa depan," kata Direktur Utama Perum DAMRI Setia N Milatia Moemin dalam acara peluncuran bus listrik di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (25/11).
Setia menambahkan, pada usia DAMRI saat ini juga akan mendorong perubahan perusahaan yang lebih profesional dan fokus pada perkembangan teknologi. Setia mengatakan, sebelumnya Damri sudah mempelajari dan mengkaji penggunaan uji coba operasional bus listrik pada trayek regular dari dan ke bandara.
"Pengoperasian bus listrik ini termasuk untuk menjalankan bisnis keberlanjutan. Kajian ini untuk memastikan kendaraan tersebut aman dan dapat dioperasikan," jelas Setia.
Setia memastikan, bus listrik yang nantinya akan dioperasikan Damri tersebut merupakan hasil kerjasama dengan PT Energi Makmur Buana dengan merek Edison Motors. Selain itu juga kerja sama dengan PT Sokonindo Automobile dengan merek mikro bus DFSK.
Dia menegaskan, keduanya telah memenuhi standar kualitas body dan komponen motor listrik serta baterai yang telah teruji. "Jika seluruh kebijakan terkait kendaraan listrik sudah ditetapkan, maka DAMRI siap untuk mengimplementasikannya sejalan dengan keharusan Perusahaan untuk bersikap adaptif atas tantangan masa depan," ungkap Setia.
Setia mengatakan, Damri mulai berinovasi untuk penggunaan alat produksi dengan energi lebih ramah lingkungan, resiliensi, berkelanjutan, inovatif, modern, dan berbasis teknologi mutakhir untuk mendukung konektivitas transportasi darat. Dia memastikan, Damri sangat terbuka untuk seluruh operator transportasi yang ingin melakukan kerja sama untuk penggunaan kendaraan listrik jenis micro bus dan sebagainya.
Setia mengungkapkan jika nantinya bus listrik tersebut sudah dioperasikan secara komersial maka tarifnya tidak akan jauh berbeda dengan bus biasa Damri lainnya. "Iya (tarif) hampir sama dengan angkutan Bandara Soekarno-Hatta reguler atau shuttle Bandara Soekarno-Hatta reguler lainnya," kata Setia.
Meskipun begitu, Setia memastikan penentuan tarif bus listrik tersebut saat ini masih dibahas dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPJT). Setia menegaskan, persoalan tarif bus listrik tersebut masih menunggu persetujuan BPJT dan menunggu kelengkapan secara keseluruhan.
Dalam masa uji coba bus listrik tersebut, Setia mengatakan operasional rute yang diterapkan yaitu Stasiun Gambir-Bandara Soekarno-Hatta dan sebaliknya. Selama masa uji coba, Setia menuturkan DAMRI masih mengoperasikan satu unit saja.
"Nanti kita lihat tren tren permintaan, karena kita juga tidak berani (menambah unit bus listrik). Kan kita harus menghitung risiko dan lainnya. Sementara ini kan belum tahu apakah tren demand akan menanjak terus. Kalau menanjak terus Insyaallah kita bisa tambah," jelas Setia.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan pemerintah juga mendorong pelaku usaha transportasi untuk turut serta dalam pengperasian transportasi ramah lingkungan. Budi mengatakan hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi emisi karbon.
Budi menilai dengan adanya bus listrik di Bandara Soekarno-Hatta menjadi awal Damri dalam menerapkan teknologi bus listrik pada layanan bus lainnya. Terlebih, Budi memastikan saat ini pemerintah juga tengah menyiapkan road map dalam percepatan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai.
Untuk itu, Budi memastikan Kemenhub akan memberikan dukungan salah satunya dari sisi regulasi. "Untuk mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik, Kemenhub akan menerbitkan regulasi dalam rangka penggunaan kendaraan listrik," jelas Budi.