Sempat Tertunda, PTM di Kota Bogor Kembali Berjalan
Tidak ditemukan adanya varian baru dari kasus Covid-19 di sekolah
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada sekolah di Kota Bogor yang sempat tertunda akibat ditemukannya kasus Covid-19, saat ini sudah berjalan normal. Penemuan kasus Covid-19 di sekolah-sekolab tersebut ditemukan saat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan surveylance terhadap satuan pendidikan, selama PTM berlangsung.
“Sampai sekarang (PTM) masih berjalan, tidak ada hambatan. Sekolah yang dijentikan sudah di-tracing dan sudah mendapatkan hasil. Sudah kembali sekolah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi, kepada Republika, Senin (6/12).
Hanafi menjelaskan, berdasarkan informasi yang didapatnya dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, tidak ada varian baru yang ditemukan dari kasus Covid-19 di sekolah-sekolah. Hanya saja, sebagai evaluasi, para siswa dipastikan steril dan menjaga protokol kesehatan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
“Jadi jangan sampai terjadi kembali. Kemarin ada yang kena, sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) kita liburkan, kita tutup. Kemudian pembelajaran dilakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),” jelasnya.
Terpisah, Sekretaris Dinkes Kota Bogor, Erna Nuraena mengatakan total ada 11 sekolah yang pelaksanaan PTM-nya sempat ditiadakan sementara, lantaran ditemukan kasus Covid-19. Sebelas sekolah tersebut terdiri atas lima SD, satu Madrasah Ibtidaiyah, satu SMP, satu Madrasah Tsanawiyah, dua SMK, dan satu Madrasah Aliyah.
Lebih lanjut, Erna mengatakan, masa isolasi siswa dan guru yang terpapar Covid-19 sudah selesai. Dimana sebagian besar dari mereka yang terpapar berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG), dan bergejala ringan.
Jika dipetakan dari faktor penyebab, sambung dia, ada pasien yang terpapar karena dari keluarga. Sementara sisanya merupakan hasil tracing kontak erat di sekolah yang sama.
Sebagai langkah pencegahan, Erna mengatakan, Dinkes Kota Bogor akan terus mengawasi PTM Di sekolah-sekolah dengan SOP yang sama. Ditambah dengan penguatan protokol kesehatan di sekolah. “Kami memastikan semua protokol kesehatan dijalankan dengan baik. Mulai dari kedatangan, pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), kapasitas siswa, juga skrining siswa yang masuk harus sehat,” jelas Erna.