Thailand Jadi Negara Ke-47 Temuan Kasus Omicron
Thailand menemukan kasus pertama varian omicron.
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Kasus Covid-19 pertama varian omicron muncul di Thailand. Kasus ini berasal dari seorang warga negara Amerika Serikat yang tiba dari Spanyol pada 29 November lalu, menurut pejabat kesehatan, Senin.
Kasus tersebut menjadikan Thailand negara ke-47 yang melaporkan varian baru omicron. "Kasus terkonfirmasi pertama varian omicron ditemukan pada pria AS berusia 35 tahun yang tinggal di Spanyol selama setahun," kata Dirjen Departemen Pengendalian Penyakit Opas Karnkawinpong saat konferensi pers.
Menurut Opas, pasien tersebut mengalami gejala ringan. Opas menuturkan otoritas kesehatan sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengannya, namun menurutnya hingga saat ini semua kontak berisiko rendah.
Thailand melarang masuk warga negara asing dari delapan negara Afrika, seperti Botswana, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe sejak awal Desember di tengah kekhawatiran varian Omicron. Menurut Opas, pemerintah juga membatasi perjalanan dari negara Afrika lainnya dan sedang memantau kasus potensial yang lain di kalangan wisatawan asing.
Thailand melaporkan tambahan 4.000 kasus dan 22 kematian Covid-19 pada Senin, sehingga masing-masing totalnya menjadi 2,1 juta lebih kasus dan 20.966 kematian. Lebih dari 57 persen orang di Thailand sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap, menurut data kementerian kesehatan.
Pada Jumat (3/12), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan agar negara-negara Asia-Pasifik bersiap menghadapi potensi lonjakan kasus Covid-19 varian omicron. Selain mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi, kapasitas perawatan kesehatan pun harus ditingkatkan.
"Pengendalian perbatasan dapat mengulur waktu, tapi setiap negara dan setiap komunitas harus bersiap menghadapi lonjakan kasus baru," kata Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat Takeshi Kasai dalam konferensi pers virtual seraya menekankan bahwa masyarakat tidak boleh hanya mengandalkan tindakan perbatasan.
"Yang terpenting adalah mengantisipasi varian ini dengan potensi penularan tinggi. Sejauh ini, informasi yang tersedia menunjukkan bahwa kita perlu mengubah pendekatan kita," ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia mengingatkan bahwa varian omicron sudah ada di kawasan ASEAN. Masyarakat pun diminta untuk mematuhi aturan perjalanan dan ketentuan karantina serta melakukan protokol kesehatan (prokes) menjelang libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
"Mari kita dukung pemerintah untuk mengatur perjalanan luar negeri, menerapkan karantina yang sesuai, dan patuh peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama libur Natal dan Tahun Baru," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro dalam konferensi pers virtual yang diikuti di Jakarta pada Jumat.