Pemprov DKI Lanjutkan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa
Pemprov DKI Jakarta memastikan terus melakukan pembangunan tanggul laut raksasa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan terus melakukan pembangunan tanggul laut raksasa NCICD (national capital integrated coastal development) di sepanjang pesisir Ibu Kota untuk mengantisipasi banjir rob. Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta menyampaikan, saat ini pembangunan tanggul NCICD terkendala tingginya pasang laut.
Kepala Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta Yusmada Faizal menuturkan, tingginya pasang laut yang terjadi sejak Jumat (3/12) di beberapa area memang menjadi kendala pembangunan NCICD. Sejumlah area itu seperti di Jalan Lodan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Muara Baru, dan kawasan Si Pitung Marunda. Laut pasang terjadi pada pagi hari mulai pukul 07.00 hingga 11.00 WIB dan mulai surut di siang hingga malam hari.
Kendati demikian, Yusmada mengatakan, proses pembangunan tanggul NCICD akan terus diupayakan secara berkelanjutan dengan kolaborasi bersama sejumlah pihak. Terutama para stakeholder yang kegiatannya bersinggungan langsung dengan tanggul NCICD.
“Dinas SDA akan mendorong dan mengupayakan agar para stakeholder yang berada di area pesisir Jakarta juga dapat turut membantu dalam proses pembangunan tanggul. Sehingga target untuk mengamankan wilayah pesisir DKI Jakarta dapat segera tercapai,” ujar Yusmada dalam keterangannya, Selasa (7/12).
Diketahui, NCICD merupakan proyek strategis nasional untuk membangun tanggul pantai di sepanjang garis pantai Jakarta. Selain untuk menanggulangi banjir rob, pembangunan tanggul NCICD dilakukan sebagai upaya pengamanan dan penataan kawasan pesisir Utara Jakarta serta perbaikan lingkungan.
Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan pembangunan tanggul NCICD sejak 2016 hingga 2019. Kemudian dilanjutkan kembali pada 2021, dengan target total sepanjang 790 meter.
Sebagai informasi, banjir rob terjadi akibat air laut yang melimpas melewati tanggul karena tinggi tanggul eksisting saat ini tidak dapat menahan gelombang pasang air laut, terutama jika tinggi muka air (TMA) laut melebihi +240 PP. Adapun, rata-rata tinggi genangan yang terjadi akibat banjir rob tersebut setinggi 20—50 cm.
Yusmada melanjutkan, selain melanjutkan pembangunan tanggul NCICD, pihaknya juga akan membangun dua sistem polder pesisir. Yakni Polder Kamal dan Polder Marunda yang pembangunannya terdiri dari pintu air, pompa, dan waduk. Polder tersebut nantinya akan terintegrasi dengan tanggul NCICD yang saat ini masih dalam proses pembangunan.