Risiko Aborsi Ilegal: Infeksi Sampai Busuk-Pendarahan Hebat

Ibu berhadapan dengan risiko besar saat melakukan aborsi ilegal.

Pixabay
Ibu hamil (Ilustrasi). Praktik aborsi ilegal dapat mendatangkan risiko besar bagi ibu, mulai dari infeksi hingga kematian.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr Yosiana Wijaya SpOG, mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aborsi ilegal. Sebab, itu bisa mengakibatkan pembusukan di bagian dalam tubuh.

Baca Juga


"Jangan coba-coba aborsi bukan di tempat semestinya, bisa-bisa menyebabkan bagian tubuh membusuk," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.

Yosiana mengatakan, aborsi atau abortus merupakan tindakan mengakhiri kehamilan dari suatu kehamilan yang sehat dengan jalan menghancurkan atau mengeluarkan janin dari dalam kandungan. Menurut dia, pembusukan di bagian dalam tubuh yang berpotensi muncul setelah praktik aborsi ilegal itu disebabkan adanya infeksi akibat penggunaan alat-alat yang tidak steril.

"Tidak hanya itu, aborsi juga bisa menjadikan masalah lain pada rahim akibat bagian dari tubuh janin tidak dibersihkan dengan bersih," kata dokter yang praktik di Rumah Sakit Islam Banjarnegara itu.

 

 

 

Lebih lanjut, Yosiana mengatakan aborsi dilakukan dengan berbagai alasan. Akan tetapi, aborsi yang diizinkan atau boleh dilakukan di Indonesia hanyalah karena alasan medis.

Oleh karena itu, aborsi sebaiknya tidak dilakukan dengan sengaja. Kalau terpaksa dilakukan, menurut Yosiana, aborsi tersebut harus dilakukan oleh pihak yang kompeten.

"Jika (aborsi) dilakukan dengan sembarangan dan oleh yang tidak kompeten, bisa menyebabkan kematian ibu," katanya.

Selain infeksi, menurut Yosiana, efek lain yang bisa muncul dari aborsi adalah komplikasi berupa pendarahan dan nyeri hebat. Di sisi lain, efek aborsi secara psikis dapat menyebabkan traumatis yang bisa mengakibatkan depresi dan gangguan jiwa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler