Pemerintah Resmi Tutup Program Kartu Prakerja 2021
Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan atau dibuka kembali tahun depan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah resmi menutup program Kartu Prakerja 2021. Program tersebut akan dilanjutkan atau dibuka kembali tahun depan.
"Pada malam hari ini pukul 23.59 WIB pendaftaran peserta baru akan ditutup untuk sementara. Saya mengucapkan sampai jumpa di Program Kartu Prakerja tahun 2022,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Cipta Kerja Airlangga Hartarto dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/12).
Sebagai informasi, Ekosistem Kartu Prakerja dibangun melalui kemitraan multipihak. Terdapat tujuh platform digital, 181 lembaga pelatihan yang menyediakan 663 pelatihan, lima mitra pembayaran, delapan institusi pendidikan, empat job platform yang saling terkoneksi, serta delapan Kementerian dan Lembaga dan 17 Pemerintah Daerah yang membantu menyediakan data.
Pada 2021, penerima Kartu Prakerja juga sudah dapat melihat informasi lowongan pekerjaan yang bersesuaian dengan pelatihan yang telah diambil atau keahlian masing-masing. Maka, antara sisi penawaran dan permintaan tenaga kerja terhubung.
Sepanjang 2021, Program Kartu Prakerja telah memberikan manfaat kepada 5.931.574 penerima. Para peserta berasal dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Dengan berakhirnya 2021.
Pemerintah melanjutkan program Kartu Prakerja pada 2022 berdasarkan pada berbagai pertimbangan. Utamanya yakni antusiasme masyarakat dan dampak positif yang dirasakan langsung oleh masyarakat, itu terbukti melalui hasil kajian berbagai survei lembaga independen.
Airlangga menyatakan, Bank Dunia beberapa waktu lalu juga mengakui Program Kartu Prakerja sebagai program perlindungan sosial yang ideal. Secara sistem, program yang telah memberikan pelatihan dan insentif kepada 11,4 juta orang selama 20 bulan tersebut juga diakui oleh pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai best practice untuk dijadikan contoh bagi program-program lainnya.
Survei Angkatan Kerja Nasional pada Agustus 2021 yang dirilis oleh BPS juga menyatakan angkatan kerja yang mengetahui Kartu Prakerja mengalami peningkatan. Kemudian sebanyak 87,2 persen penerima yang menyelesaikan pelatihan menyatakan bahwa pelatihan meningkatkan keterampilan kerjanya.
Selanjutnya, 27 persen Penerima Kartu Prakerja yang tidak bekerja pada Januari 2021, saat ini sudah bekerja atau berwirausaha. Guna mendukung bagi mereka yang menjalankan usaha atau berwirausaha, pemerintah pun memberikan dukukan kemudahan akses permodalan usaha melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
“Program Kartu Prakerja membuktikan sebagai satu-satunya layanan publik secara digital dan menjadi terobosan kebijakan ekonomi yang berdampak khususnya di bidang ketenagakerjaan dan kewirausahaan,” tuturnya.
Program Kartu Prakerja, kata dia, mengakselerasi inklusi keuangan, sebanyak 28 persen penerima Program Kartu Prakerja yang tidak memiliki rekening bank atau e-wallet sebelumnya, saat ini sudah memiliki rekening bank atau e-wallet.
“Anggaran Program Kartu Prakerja pada tahun 2022 adalah sebesar 11 triliun rupiah. Pada semester 1 program ini masih akan menjalankan skema semi bansos dan di Semester 2 akan dijalankan secara hybrid. Program ini juga terkait dengan inklusi keuangan yang bisa menjadi contoh dalam Presidensi G20 Indonesia dimana program ini bisa direplikasi oleh negara berkembang lainnya,” tutur Airlangga.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua pihak yang telah membantu perbaikan tata kelola Program Kartu Prakerja. Menko Airlangga juga mengucapkan terima kasih atas dukungan media cetak maupun elektronik sehingga Program Kartu Prakerja menjadi program yang paling dicari di search engine Indonesia.