Ketum PBNU Terpilih Diharapkan Akomodasi Potensi Milenial
Muktamar NU harus menghasilkan titik temu keragaman perbedaan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tanfidziyah PCINU Amerika Serikat-Kanada M Izzul Haq Dimyati berharap Muktamar NU ke-34 yang akan digelar di Lampung pada 23-25 Desember 2021 berlangsung dengan aman, nyaman, dan tetap mengikuti prosedur kesehatan mengingat masih adanya pandemi Covid-19.
Pria yang akrab dipanggil Gus Izzul ini mengatakan, Muktamar NU harus menghasilkan titik temu keragaman perbedaan dari berbagai ide, gagasan, masukan dan rekomendasi untuk menuju kebangkitan NU abad kedua sejalan dengan mewujudkan capaian Indonesia Emas 2045. Karena itu, menurut dia, NU membutuhkan pemimpin atau ketua umum yang bisa mengakomodasi potensi baru seperti dari kalangan generasi milenial.
"Berkaitan dengan harapan di atas, maka diperlukan kepemimpinan yang memiliki kapasitas dan semangat menggerakkan regenerasi dengan menekankan pada kaderisasi dan akomodasi potensi-potensi baru misalnya dari kalangan nahdliyin generasi milenial atau santri diaspora alumni PCINU," ujar Gus Izzul saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (16/12).
Selain itu, menurut dia, pemimpin NU yang terpilih nantinya juga diharapkan memiliki kapasitas dan semangat melakukan rekoneksi menjalin silaturahim antarsimpul kekuatan basis nahdliyin lintas profesi atau lintas sektor yang beragam untuk bersama-sama berkhidmat demi mempromosikan wajah Islam rahmatan lil alamin berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah.
"Selain itu, juga mampu menjalin relasi positif konstruktif dengan segenap pihak baik pemerintah, dunia usaha, ormas sesama Muslim atau non-Muslim, baik di dalam negeri maupun luar negeri," ucapnya.
Gus Izzul menambahkan ke depannya NU juga membutuhkan pemimpin yang memiliki kapasitas dan semangat melakukan rekonfigurasi NU sebagai jamiyah keagamaan bermazhab Aswaja terbesar di dunia yang lebih responsif dan progresif terhadap persoalan sosial, ekonomi, dan ekologi keumatan kekinian, baik di tingkat lokal maupun global.
"Seperti dalam menangani isu kemiskinan, marginalisasi, diskriminasi, kebencanaan, perburuhan, disabilitas dan sebagainya," kata Gus Izzul.