Film Ini Habiskan Biaya Produksi Besar Tapi Keuntungan Kecil

Anggaran besar sebagian film membuat rumah produksi tidak terlalu meraup untung.

Sony Pictures via AP
Film-film yang menghabiskan biaya produksi besar tapi keuntungan kecil. Salah satunya film Men in Black: International (ilustrasi).
Rep: Shelbi Asrianti Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Untung rugi merupakan hal yang pasti terjadi dalam bisnis, tidak terkecuali untuk industri perfilman. Ada film yang jadi blockbuster (populer dan sukses secara finansial), ada juga yang penghasilannya tidak seimbang dengan anggaran.

Baca Juga


Aturan praktisnya, sebuah film disebut menguntungkan jika pendapatannya minimal sebesar dua kali anggaran produksinya. Kalkulasi itu dianggap tepat untuk menutup biaya pemasaran dan elemen lain. Sayangnya, beberapa film punya anggaran sangat mahal.

Dari sejumlah film tersebut, sebagian sebenarnya berpotensi jadi kesuksesan besar dengan pendapatan yang lumayan. Akan tetapi, anggaran film yang besar malah membuat rumah produksi tidak terlalu meraup untung, dikutip dari laman Looper, Kamis (16/12):

1. Justice League

Film Justice League 2017. - (Warner Bros/DC)

 

Ketika produksi film Justice League terancam gagal karena krisis pribadi sutradara Zack Snyder, Warner Bros segera membuat rencana lanjutan. Sineas Joss Whedon diminta memimpin syuting ulang, sehingga anggaran film jauh membengkak.

Setelah syuting ulang, Justice League menelan total biaya 300 juta dolar AS, sekitar 75 juta dolar AS lebih banyak dibandingkan The Avengers. Dengan anggaran itu, pendapatan kotor global sebesar 655 juta dolar AS dianggap hanya "keuntungan kecil" jika dibandingkan sinema DC sukses lainnya.

2.  Superman Returns

Film Superman Returns. - (Warner Bros Pictures)

 

Dengan biaya produksi 232 juta dolar AS, anggaran Superman Returns (2006) jauh lebih mahal dibandingkan film pahlawan super lain pada masanya. Misalnya, jika dibandingkan dengan Spider-Man (139 juta dolar AS) dan Batman Begins (150 juta dolar AS). 

Secara teknis, film juga menjadi sekuel yang tidak jelas dari dua film pertama Christopher Reeve. Pemasaran yang kurang tepat menciptakan kebingungan dan sikap apatis.  Mengingat semua itu, pendapatan sebanyak 391 juta dolar AS dianggap masih lumayan.

3. Blade Runner 2049

Film Blade Runner 2049. - (dok Warner Bros Pictures)

 

Warner Brothers menganggarkan 185 juta dolar AS untuk Blade Runner 2049, sekuel di waralaba Blade Runner, yang kini dinilai terlalu banyak. Hal itu mengingat pada akhirnya pendapatan film secara global hanya 258 juta dolar AS, dengan selisih cukup tipis setelah menutup biaya produksi.

4. Dolittle

Film Dolittle. - (Universal Pictures)

 

Penghasilan film Dolittle (2020) secara global tercatat sebesar 251 juta dolar AS, padahal pendahulunya, Doctor Dolittle rilisan 1998, meraup pendapatan 294 juta dolar AS (belum memperhitungkan inflasi). Sudah terlihat jelas Dolittle kurang begitu menguntungkan. Anggarannya pun terlalu besar, yakni 175 juta dolar AS.

Ini membuat sebagian pengamat beranggapan Robert Downey Jr bukan bintang besar di luar perannya sebagai Tony Stark alias Iron Man. Pendapat tersebut masih diperdebatkan, karena Downey juga punya kesuksesan seperti di Tropic Thunder, Due Date, dan Sherlock Holmes.

5. Men in Black: International

Men in Black: International. - (dok Sony Pictures)

 

Membuat sekuel tanpa pemeran dari film sebelumnya ternyata menjadi ide buruk, setidaknya di waralaba Men in Black. Film sudah terlanjur melekat dengan sosok Tommy Lee Jones dan Will Smith sebagai agen rahasia organisasi terkait makhluk ekstraterestrial. 

Anggaran film ini sebesar 110 juta dolar AS, dengan pemeran utama duet Chris Hemsworth dan Tessa Thompson. Pendapatan film sebesar 253 juta dolar AS memang terdengar lumayan, tapi sangat jauh dari tiga film MIB sebelumnya yang total meraup pendapatan global 1,6 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler