Pemkab Bogor Ajukan Revisi Target Vaksinasi ke Ridwan Kamil
BPS merilis, jumlah penduduk Kabupaten Bogor berkurang 500 ribu jiwa akibat pandemi.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Gubernur Jawa Barat (Jabar), M Ridwan Kamil belum merestui permohonan revisi target angka vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bogor yang belakangan diajukan oleh Bupati Ade Munawaroh Yasin. "Belum ada jawaban dari Jabar," kata Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Hadijana di Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (16/12).
Dia menjelaskan, revisi target capaian itu mengikuti jumlah penduduk Kabupaten Bogor saat ini, yang hanya sekitar 5,4 juta jiwa menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2021. Dengan begitu, sekitar 70 persen dari jumlah penduduk 5,4 juta jiwa, hanya 3,78 jiwa yang harus divaksin. Saat ini, kata Hadijana, target vaksinasi untuk penduduk Kabupaten Bogor mencapai 4,2 juta jiwa.
Angka itu merujuk sekitar 70 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada 2020 yang diperkirakan 6 juta jiwa berdasarkan data Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. "Kami sudah sampaikan ke Satgas Covid-19 Jawa Barat terkait revisi itu, tapi masih belum ada jawaban," kata Hadijana.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mangajukan revisi target vaksinasi kepada Satgas Penanganan Covid-19 Jabar, karena warganya berkurang sebanyak 500 ribu jiwa selama pandemi. Kasi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani mencatat, ada pengurangan jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa di wilayahnya selama pandemi.
"Tahun 2019 sekitar 5,9 juta jiwa, hasil sensus penduduk 2020 menurun menjadi 5,4 juta jiwa," kata Ujang. Menurut dia, BPS telah memproyeksikan jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada 2020 sebanyak 6 juta jiwa sesuai asumsi pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun.
Tetapi, bukannya bertambah, penduduk malah berkurang karena pandemi. "Kita proyeksikan sekitar 6 juta (jiwa) awalnya. Waktu memproyeksikan asumsi pandemi belum diperhitungkan, proyeksi dihitung dua tahun lalu," kata Ujang.
Meski tak merinci jumlahnya, sambung dia, pengurangan penduduk terjadi karena banyak faktor, mulai dari perpindahan penduduk hingga meninggal dunia. "Ada juga (warga) yang meninggal dunia, tapi dibanding yang bergerak ke luar Bogor, jauh lebih banyak yang bergerak ke luar Bogor," ujar Ujang.