Gejala Klinis Ringan, Orang tak Sadar Terinfeksi Omicron Lantas Berkeliaran

Infeksi varian omicron cenderung tak bergejala atau bergejala ringan.

MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
Petugas kebersihan membawa plastik berisi sampah limbah B3 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (2/3/2021). Seorang petugas kebersihan di sana terkonfirmasi terinfeksi SARS-CoV-2 varian omicron dan tak mengalami gejala klinis.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amin Soebandrio mengatakan, gejala klinis yang ditimbulkan infeksi varian omicron terhadap perderitanya bersifat ringan atau hampir tidak bergejala. Itulah salah satu faktor yang mendukung penyebaran varian omicron meluas dengan cepat.

"Kelihatannya saat ini yang menyebabkan dia (omicron) menyebar justru karena orang yang terinfeksi itu hampir tidak bergejala atau ringan sekali gejalanya sehingga mereka tetap beraktivitas, tetap berpergian, bahkan sampai ke luar negeri," kata peneliti di Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman BRIN itu saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.

Dengan gejala klinis bersifat ringan atau tidak bergejala, orang yang membawa SARS-CoV-2 varian omicron tidak merasa sakit. Mereka pun lebih mudah untuk berkeliaran dan bepergian sampai jarak jauh.

"Dia (orang yang terinfeksi omicron) tetap beraktivitas, termasuk bepergian sampai jarak jauh, itu yang menyebabkan virusnya terbawa sampai ke luar negeri atau sampai ke benua lain," kata Amin.

Oleh karenanya, masyarakat diminta tetap waspada dengan cara menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan melakukan vaksinasi Covid-19 untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid-19. Terlebih, kini sudah muncul varian baru, yakni varian omicron yang lebih cepat menular.

Indonesia telah mengonfirmasi satu kasus positif Covid-19 terkait infeksi SARS-CoV-2 varian omicron. Kasus tersebut dialami oleh seorang petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, yang tidak memiliki riwayat perjalan ke luar negeri.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, petugas kebersihan tersebut tidak mengalami gejala, terdeteksi positif Covid-19 melalui tes PCR rutin, dan kini sudah sembuh. Petugas kebersihan yang disebut berinisial N itu selama ini menginap di asrama Wisma Atlet.

Budi mengatakan, belum ada laporan penyebaran di komunitas terkait temuan kasus pertama omicron tersebut. Merujuk kasus serupa di Hong Kong, Budi menduga petugas tertular dari pasien.

Selain itu, Budi juga mengungkapkan, ada lima kasus probable omicron. Dua kasus probable omicron berasal dari dua warga negara Indonesia yang pulang dari Inggris dan Amerika Serikat. Mereka tengah dirawat di Wisma Atlet.

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Sementara itu, ada tiga kasus probable omicron yang melibatkan pendatang dari China di Manado, Sulawesi Utara. Ketiganya juga tengah berada di fasilitas karantina.

Ahli virologi Universitas Udayana I Gusti Ngurah Kade Mahardika meragukan klaim Budi soal belum adanya penularan di komunitas. Dia meyakini sudah ada transmisi komunitas terkait varian omicron.

Baca Juga



"Saya yakin sudah terjadi transmisi komunitas, dan saya lihat tidak sekali saja (varian omicron) masuk ke Indonesia. Ada kemungkinan multiple introduction," kata Mahardika.

Menurut Mahardika, saat ini cara yang dilakukan oleh Pemerintah, yakni pemantauan atau monitor terhadap mutasi virus SARS-CoV-2 dengan whole genome sequencing (WGS), tidaklah efektif. Hal itu lantaran lamanya durasi waktu yang dibutuhkan untuk sekadar mengetahui varian apa saja yang terdeteksi.

"Waktu yang diperlukan dari sampel diambil sampai sequence 14 hari. Dia (N) pun sudah hampir 10 hari. Artinya, virusnya sudah lebih itu sebelum ketahuan. Nah, apakah yang bersangkutan (N) sudah sempat menulari. Jadi, menurut saya virus itu sudah menular di komunitas," jelasnya.

Mahardika pun memperingatkan adanya puncak gunung es pada penyakit menular, yakni apa yang terlihat saat ini hanyalah bagian kecil dari yang tidak terlihat. Apalagi, masih banyak hal yang belum diketahui mengenai virus yang menular dengan cepat tersebut.

"Asusmi para ahli ada kasus yang belum terlihat," ujar dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler