Aktivitas Gempa Susulan Laut Flores Menurun

Masyarakat tidak perlu takut dengan banyaknya jumlah gempa susulan.

ANTARA/New Pasilambena/abhe
Kondisi rumah yang rusak terdampak gempa bumi di Kecamatan Pasilambena, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/12/2021). Sebanyak 504 rumah mengalami kerusakan dan tujuh orang dilaporkan terluka akibat getaran gempa berkekuatan 7,4 skala richter di Laut Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada (14/12/2021).
Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat aktivitas gempa susulan (aftershock) pascaterjadinya gempa kuat di Laut Flores magnitudo 7,4 pada 14 Desember 2021 semakin menurun. Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono melaporkan, hasil monitoring BMKG hingga Sabtu, 18 Desember 2021 pukul 09.00 WIB, menunjukkan telah terjadi 724 kali gempa susulan dengan magnitudo gempa susulan terbesar mencapai 5,4, sedangkan magnitudo gempa susulan terkecil 1,0.


Daryono mengatakan, jika mencermati aktivitas gempa Laut Flores, tampak produktivitas gempa susulan yang terjadi cukup banyak. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini masih terjadi proses rilis energi di sekitar lokasi pusat gempa tersebut.

Ini juga membuktikan, bahwa sebaran stasiun seismik BMKG di sekitar pusat gempa sudah cukup baik, sehingga gempa kecil pun dapat terekam dengan baik. "Melihat tren aktivitas gempa susulan di Laut Flores terkini sudah menunjukkan aktivitas penurunan, baik dalam jumlah aktivitas dan besarnya magnitudo," ujar Daryono.

 

Seorang ibu dipapah anaknya saat mengungsi ke tempat yang lebih aman menyusul adanya peringatan dini tsunami di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (14/12/2021). Gempa berkekuatan 7,4 skala richter pada pukul 11.20 Wita di Laut Flores tersebut disusul adanya peringatan dini tsunami dari BMKG sehingga mengakibatkan warga di Kota Maumere berhamburan mengungsi karena trauma dengan tsunami yang pernah terjadi pada tahun 1992. - (ANTARA/Siska)

 

Dia menjelaskan, pada hari pertama terjadi gempa, Selasa (14/12), gempa susulan terjadi 265 kali, Rabu (15/12) terjadi 230 kali, Kamis (16/12) terjadi 145 kali, Jumat (17/12) terjadi 74 kali, dan Sabtu (18/12) pukul 9.00 WIB sudah terjadi sebanyak 10 kali.

Daryono mengimbau, kepada masyarakat tidak perlu takut dengan banyaknya jumlah gempa susulan. "Gempa susulan adalah proses bekerjanya gaya tektonik dalam mencari kesetimbangan baru pasca-terjadinya deformasi atau patahan besar pada kerak bumi di sumber gempa, sehingga gempa susulan lazim terjadi pasca-terjadinya gempa besar," ujar dia.

Daryono mengatakan, sebaran aktivitas gempa susulan di Laut Flores memberi petunjuk BMKG dalam mengungkap dan menemukan dugaan jalur rekahan (rupture) baru yang merupakan cerminan jalur sesar aktif pemicu gempa magnitudo 7,4. "Meluruhnya aktivitas gempa susulan tersebut, menjadi pertanda baik bahwa kondisi kegempaan di Laut Flores akan segera normal kembali," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler