Pelaku UMKM Diminta Cermat Membaca Tren Pemasaran Digital
Banyak UMKM yang cepat tumbuh karena mengikuti perkembangan pemasaran digital.
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengharapkan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa membaca tren pemasaran digital yang tengah berkembang di masyarakat. Menurut Emil, pemahaman terhadap pola pemasaran digital menjadi penting agar memiliki strategi yang tepat dalam memperbesar peluang pasar.
"Kemampuan membaca trend ini menjadi sangat penting di era digital. Sehingga bisa memberikan perspektif yang tepat dalam memanfaatkan digitalisasi," kata Emil di Surabaya, Senin (20/12).
Emil menjelaskan, banyak UMKM yang cepat tumbuh karena mengikuti perkembangan pemasaran digital. Maka dari itu, lanjut Emil, upaya-upaya untuk memperluas pasar harus terus dilakukan dan dianalisa. Menurutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengkolaborasikan anak-anak muda yang tergabung dalam Milenial Job Center (MJC), utamanya di bidang data support academy.
"Jadi anak-anak yang masuk dalam data support academy pada MJC ini memiliki kemampuan analisis data. Dimana, kemampuan analisa bisa dimaksimalkan untuk bisa membaca tren. Mereka bisa memberikan solusi terkait apa yang harus dilakukan atau dikembangkan," ujar Emil.
Emil mengatakan, yang dibutuhkan di era digital adalah kontribusi riil untuk bisa memberikan solusi. Karenanya, para inovator diharapkan juga memiliki kepekaan pasar, sehingga bisa menjawab permasalahan yang dihadapi para pelaku UMKM. Apalagi, digitalisasi sudah merupakan sebuah kebutuhan, bukan hanya sekedar gaya.
"Meski penjualan dilakukan online atau digital, namun kita harus tetap memikirkan logistiknya juga. Karenanya yang dipersiapkan mencakup keseluruhan mulai dari ujung ke ujungnya," kata dia.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, Andromeda Qomariah mengatakan, bahwa koperasi dan UMKM merupakan backbone bagi perekonomian Jatim. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDRB Jatim yang mencapai 57,25 persen.
Ia mengakui, pandemi Covid-19 cukup berdampak bagi usaha koperasi dan UMKM di Jatim. Dimana berdasarkan hasil survei BPS tahun 2020, hampir 80 persen bisnis UMKM mengalami penurunan pendapatan selama pandemi Covid-19. Di sisi lain, perkembangan digital selama pandemi juga mengalami peningkatan signifikan.
"Karena banyak masyarakat yang memilih bertransaksi secara online," kata dia.