Rusia Ingin Bantu Turki Tumpas Kelompok Teroris di Idlib
Rusia menawarkan bantuan kepada Turki untuk memerangi kelompok teroris di Idlib
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia menawarkan bantuan kepada Turki untuk memerangi kelompok teroris di Idlib, Suriah. Ankara disebut tengah mempertimbangkan proposal Moskow.
“Kami menawarkan bantuan kami kepada pihak Turki dalam menyelesaikan tugas memerangi teroris di daerah de-eskalasi Idlib. Masalah ini saat ini sedang ditinjau oleh pihak Turki,” kata utusan khusus presiden Rusia untuk penyelesaian konflik Suriah, Alexander Lavrentiev, dalam konferensi pers setelah pertemuan format Astana tentang Suriah, Rabu (22/12), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Dia berharap akan ada kemajuan dalam penumpasan teroris di Idlib tahun depan. “Kami sangat berharap tahun depan akan memberikan hasil positif dalam hal ini dan kita akan dapat menyingkirkan ancaman teroris yang berasal dari wilayah Idlib," ujarnya.
Format pembicaraan Astana terkait Suriah melibatkan tiga negara yakni Rusia, Turki, dan Iran. Moskow dan Teheran merupakan dua sekutu utama pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam menghadapi kelompok teroris dan oposisi bersenjata di negaranya.
Sementara Turki, berkepentingan menumpas milisi Kurdi yang berada di wilayah perbatasannya dengan Suriah. Turki telah melakukan beberapa operasi militer ke Suriah utara sejak 2016. Setidaknya ada dua operasi besar yakni bernama Operation Euphrates Shield dan Olive Branch.
Turki hendak menumpas pasukan Kurdi yang menguasai wilayah perbatasan Suriah. Mereka membidik pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan Partai Persatuan Demokratik Suriah (PYD). Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris. Turki memiliki perbatasan sepanjang 911 kilometer dengan Suriah. Ia telah lama mengecam ancaman pasukan Kurdi di timur Sungai Eufrat dan pembentukan “koridor teroris” di sana.
Ankara ingin memukimkan kembali dua juta pengungsi Suriah di zona aman seluas 30 kilometer yang membentang dari Sungai Eufrat ke perbatasan Irak, termasuk Manbij. Namun Turki menilai rencana itu tak bisa diwujudkan selama pasukan Kurdi seperti PKK dan YPG menghuni daerah tersebut.