Bertambah, Wapres: Kini Ada 62 Bank Wakaf Mikro

Wapres berharap jumlah BWM bisa terus bertambah di daerah lainnya.

ANTARA/Ardiansyah
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin (tengah). Wapres mengatakan, jumlah Bank Wakaf Mikro saat ini sudah 62 unit di Indonesia.
Rep: Fauziah Mursid Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, METRO LAMPUNG--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan saat ini sudah ada 62 Bank Wakaf Mikro (BWM) di Indonesia. Jumlah BWM ini bertambah usai peresmian Bank Wakaf Mikro di Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien, Lampung, Kamis (23/12) hari ini.

"Pak Wimboh (Ketua Otoritas Jasa Keuangan) terus mengumpulkan, saat ini sudah ada 62 Bank Wakaf Mikro," ujar Wapres saat sambutan peresmian Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien di Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung, Kamis (22/12).

Wapres pun berharap jumlah Bank Wakaf Mikro ini bisa terus bertambah di daerah lainnya. Sebab, kehadiran Bank Wakaf Mikro ini sangat diperlukan untuk pemberdayaan umat atau masyarakat yang dari segi pembiayaan tidak terjangkau layanan perbankan.

Karenanya, ia berharap inisiatif daerah dalam memperbanyak Bank Wakaf Mikro (BWM) di daerah. "Pak Gubernur (Lampung) mungkin bukan hanya nasional, lokal juga bisa melahirkan BWM. Ini termasuk amal jariyah yang pahalanya tidak akan berhenti. Saya harapkan juga ada inisiatif di daerah-daerah yang mungkin bisa memperbanyak," ujarnya.

Wapres juga mengapresiasi peresmian Bank Wakaf Mikro hari ini yang berasal sumbangan Bank Permata. Ia berharap langkah ini diikuti oleh bank lainnya, BUMN, BUMD, maupun kalangan dunia usaha lainnya.

"Saya harapkan langkah ini dapat menginspirasi berbagai pihak lainnya untuk ikut mewujudkan tanggung jawab sosial secara lebih konkret, terima kasih kepada para donatur yang sudah menyumbangkan ini. Mudah-mudaan ada lagi donatur lain," ujarnya.

Ketua Dewan Komioner OJK Wimboh Santoso mengatakan OJK akan terus mengembangkan Bank Wakaf Mikro termasuk memperbanyak di daerah. Sebab, kehadiran BWM ini diperlukan untuk pembiayaan dan pembinaan masyarakat yang belum diakses oleh pembiayaan formal.

"Dan ini kami laporkan sudah ke 62 bapak wapres, dan ini akan terus kami lakukan meskipun sempat kemaren sedikit tertahan karena masa pandemi," kata Wimboh.

Saat ini, kata Wimboh, sudah ada kelonggaran waktu untuk bisa memulai lagi mengembangkan BWM dan membina masyarakat di daerah-daerah. Ia memastilan, pembiayaan BWN hampir tidak ada imbal hasil yang mahal kepada masyarakat.

"Hanya bantuan secara administrasi tiga persen dan ini bisa dicicil kalau tadi ada lima juta itu berarti kira-kira setiap pekan itu hanya Rp 120 ribu atau Rp 130 ribu dibawa sambil pengajian atau mingguan, nanti setahun lama lama lunas, dan begitu lunas boleh minta lagi dengan jumlah yg lebih besar," katanya.

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler