Booster Efektif Hingga 88 Persen Cegah Rawat Inap Covid-19

Data terbaru tunjukkan 'booster' Covid-19 efektif cegah rawat inap.

Anadolu Agency
Data terbaru tunjukkan 'booster' Covid-19 efektif cegah rawat inap (Foto: ilustrasi vaksin)
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data baru dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyebutkan bahwa suntikan booster efektif hingga 88 persen mencegah orang berakhir di rumah sakit karena Covid-19. Data baru menegaskan bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca, Pfizer, atau Moderna memberikan sedikit perlindungan terhadap infeksi omicron. Namun, perlindungan terhadap penyakit parah tampaknya bertahan jauh lebih baik terhadap varian baru itu.

Baca Juga


Pejabat kesehatan mengatakan data ini memperkuat pentingnya mendapatkan dosis ketiga. Sekretaris Kesehatan Inggris, Sajid Javid mengatakan data ini lebih menjanjikan, yang memperkuat betapa pentingnya vaksin.

“Mereka menyelamatkan nyawa dan mencegah penyakit serius. Analisis ini menunjukkan Anda delapan kali lebih mungkin berakhir di rumah sakit akibat Covid-19 jika Anda tidak divaksinasi,” kata Javid dilansir RNZ, Selasa (4/1/2022).

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menganalisis lebih dari 600 ribu kasus yang dikonfirmasi dan diduga dari varian omicron hingga 29 Desember di Inggris. Ditemukan bahwa dosis vaksin tunggal mengurangi risiko memerlukan perawatan di rumah sakit sebesar 52 persen. 

Menambahkan dosis kedua meningkatkan perlindungan menjadi 72 persen, meskipun setelah 25 minggu perlindungan itu memudar menjadi 52 persen. Dua minggu setelah mendapatkan dosis ketiga, perlindungan terhadap rawat inap ditingkatkan menjadi 88 persen.

Laporan UKHSA mengatakan belum ada cukup data untuk menentukan berapa lama perlindungan ini bertahan, tetapi diperkirakan bertahan lebih lama daripada perlindungan terhadap gejala yang berkembang. Pada orang yang sudah memiliki gejala, perlindungan setelah setiap dosis sedikit lebih rendah dan berkurang menjadi 68 persen setelah booster dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.

Kepala penasihat medis di UKHSA, Susan Hopkins mengatakan, data itu sesuai dengan tanda-tanda menggembirakan yang telah dilihat sebelumnya. Namun, dia mengatakan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang seberapa parah orang sakit di rumah sakit dengan omicron dibandingkan dengan delta.

"Peningkatan penularan omicron dan meningkatnya kasus pada populasi di atas 60-an di Inggris berarti masih sangat mungkin akan ada tekanan signifikan pada NHS (Layanan Kesehatan Nasional) dalam beberapa minggu mendatang,” ujar Hopkins.

Dia menekankan bahwa data sekali lagi menunjukkan suntikan dosis ketiga adalah cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dan orang lain terhadap infeksi dan penyakit parah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler