Varian Covid-19 Baru IHU Ditemukan di Prancis, Mutasinya Lampaui Omicron
Varian IHU di Prancis memiliki 46 mutasi, lebih banyak dari Omicron.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Adysha Citra Ramadani
Ilmuwan di Perancis berhasil mengidentifikasi sebuah strain SARS-CoV-2 baru bernama B.1.640.2 atau varian IHU. Varian ini memiliki 46 mutasi, lebih banyak dibandingkan dengan mutasi pada varian omicron.
Sejauh ini, sudah ada 12 kasus B.1.640.2 atau varian IHU yang berhasil terdeteksi di dekat Marseilles, Prancis. Kasus varian IHU tampak berkaitan dengan riwayat perjalanan pasien pertama ke Cameroon, Afrika.
Pasien dewasa tersebut mengalami gejala ringan, satu hari sebelum terdiagnosis dengan Covid-19 pada pertengahan November 2021. Hasil tes menunjukkan adanya kombinasi atipikal atau tidak biasa pada mutasi genom spike yang tidak memiliki kemiripan dengan varian Delta.
Sekuensing genom lalu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut mengenai temuan tersebut. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa virus yang menginfeksi pasien tersebut merupakan varian baru.
Varian ini memiliki beberapa kesamaan mutasi dengan varian omicron. Akan tetapi, jumlah mutasinya jauh lebih banyak dibandingkan dengan omicron. Varian baru yang kini disebut sebagai varian IHU ini memiliki 46 mutasi dengan 37 deletion pada genomnya, seperti dilansir NewsWeek, Rabu (5/1/2022).
Berdasarkan studi, varian IHU memiliki substitusi N501Y dan E484K pada bagian spike proteinnya. Selain itu, peneliti juga menemukan ada 14 substitusi asam amino dan sembilan kehilangan pada bagian spike protein.
Kasus varian IHU belum ditemukan di negara lain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini belum memasukkan varian IHU ke dalam kelompok varian yang sedang diinvestigasi.
Ahli epidemiologi Eric Feigl-Ding mengatakan, varian-varian Covid-19 baru memang terus bermunculan. Akan tetapi, kemunculan varian baru ini tak selalu lebih berbahaya. Yang membuat sebuah varian menjadi lebih berbahaya adalah mutasi yang membuat varian tersebut bisa memperbanyak diri lebih cepat, lebih menular, dan bisa menghindari sistem imun.
"Masih belum diketahui varian baru ini masuk ke kategori apa," ujar Feigl-Ding, seperti dialansir Hindustan Times.
Meski baru terdengar namanya, varian IHU sebenarnya tidak begitu baru. Sekuennya pertama kali diunggah pada basis data sekuen GISAID COVID pada 4 November 2021, atau hampir tiga pekan sebelum sekuen Omicron pertama diunggah. Namun baru pada Desember, varian IHU dipisahkan dari lineage parentnya yaitu B.1.640.
B.1.640 pertama kali teridentifikasi pada September dan masuk ke dalam pemantauan European Centres for Disease Prevention and Control (ECDC). Akan tetapi, lineage parent varian IHU tersebut tidak sampai mengalami peningkatan status menjadi varian dengan tingkat kekhawatiran lebih tinggi.
Per 29 Desember, studi mengungkapkan belum ada banyak hal yang bisa diketahui mengenai varian IHU. Data yang ada masih belum cukup untuk menentukan seberapa cepat varian ini menular atau seperti apa penyakit yang mungkin ditimbulkan.
"Terlalu dini untuk berspekulasi mengenai sifat virus, epidemiologi, atau klinis dari varian IHU berdasarkan 12 kasus yang ada," pungkas laporan dalam studi.
Untuk saat ini, tak perlu memiliki kekhawatiran berlebih terhadap varian IHU. Terlebih, sekuen yang berhasil teridentifikasi pun relatif rendah. Direktur dari institut genetik di University College London Francois Balloux juga menganjurkan hal serupa.
"(Varian IHU) tidak membuat ratusan orang ke ICU di Prancis. Tolong bersikap rileks untuk saat ini," ungkap Balloux.
Sebagai perbandingan, kemunculan varian Omicron tampak memiliki pengaruh yang lebih signifikan. Kini, varian tersebut memicu lonjakan kasus Covid-19 baru di banyak negara.
Di Amerika Serikat misalnya, varian omicron menjadi pendorong munculnya ratusan ribu kasus Covid-19 baru. Bahkan pada Senin, Amerika Serikat mencetak rekor dunia dengan penambahan lebih dari 1 juta kasus Covid-19 baru dalam satu hari menurut data Johns Hopkins University.