Tes Covid-19 Dipertimbangkan Jadi Pedoman Isolasi
Tes Covid-19 tetap jadi pedoman ketika periode isolasi dikurangi.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan penambahan persyaratan tes Covid-19 sebagai bagian dari pedoman isolasi. Hal itu disampaikan oleh ahli imunologi AS, Anthony Fauci.
Fauci membuat pernyataannya di tengah reaksi publik terhadap keputusan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Sebelum ini, CDC mengurangi separuh periode isolasi bagi orang yang tidak menunjukkan gejala.
Kepala penasihat medis Gedung Putih itu menegaskan, dalam beberapa hari ke depan kemungkinan akan ada perubahan pedoman isolasi CDC. Fauci yang menjabat sebagai Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS meminta warga bersabar dan menanti tinjauan pemerintah.
"Itu adalah sesuatu yang sekarang sedang dipertimbangkan. CDC sangat menyadari bahwa ada beberapa penolakan tentang itu. Melihatnya lagi, mungkin ada opsi bahwa uji Covid-19 bisa menjadi bagian dari itu," ungkap Fauci.
Pekan lalu, CDC mengumumkan bahwa warga AS yang dites positif Covid-19 namun tidak memiliki gejala perlu diisolasi selama lima hari. Artinya, periode isolasi hanya setengah dari panduan awal selama 10 hari.
Pasien dengan Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala juga harus memakai masker selama lima hari setelah isolasi mereka berakhir. Badan tersebut juga melonggarkan pedoman untuk karantina setelah terpapar Covid-19.
Orang yang sudah divaksinasi penuh dan telah menerima booster tidak perlu dikarantina apabila kembali terpapar virus. Sementara, warga AS yang tidak divaksinasi atau belum mendapat booster (meski memenuhi syarat) harus menjalani lima hari karantina, diikuti dengan pemakaian masker selama lima hari.
Jika karantina selama lima hari belum mencukupi, orang yang belum divaksinasi atau belum mendapat booster harus melakoni hal lain. Syarat itu yakni memakai masker saat berada di sekitar orang lain selama 10 hari.
Perubahan pedoman isolasi dilandasi data yang menunjukkan sebagian besar penularan terjadi di awal perjalanan penyakit. Menurut CDC, itu biasanya berlangsung dalam dua hari sebelum timbulnya gejala hingga tiga hari setelahnya.
Pelonggaran pedoman justru dilakukan ketika varian Omicron cengan cepat menyebar di AS. Banyak pihak mencemaskan adanya lonjakan kasus baru yang mengarah ke rekor jumlah kasus dan rawat inap di layanan kesehatan.
Sebagian berspekulasi kurangnya persyaratan tes Covid-19 dalam pedoman pembaruan CDC adalah karena minimnya pasokan tes. Hal tersebut disangkal oleh Direktur CDC, Rochelle Walensky, yang mengatakan bukan itu masalahnya.
Dalam pandangan Walensky, mengharuskan tes PCR untuk mengakhiri isolasi tidak tepat dilakukan. Pasalnya, tes hanya dapat mendeteksi sisa-sisa Covid-19 hingga 12 pekan, bahkan setelah seseorang tidak lagi menularkannya.
"Itu semua berkaitan dengan mengetahui apa yang akan kami lakukan dengan informasi itu ketika kami mendapatkannya," ungkap Walensky, dikutip dari laman CBS News, Rabu (5/1/2022).