Anak Usaha Telkom Mitratel Kuasai 25 persen Pangsa Bisnis Menara

Hingga September 2021 menara yang dikelola Mitratel ada sebanyak 28.076 unit

Telkom
Berbagai langkah strategis telah dilakukan Mitratel untuk terus memperkuat bisnis menara telekomunikasi. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan value creation bisnis tower dan memastikan ketersediaan infrastruktur jaringan yang berkualitas.
Rep: Novita Intan Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk mengklaim saat ini perusahaan telah mengelola lebih dari 25 persen pangsa pasar bisnis menara di Indonesia. Adapun seluruh perusahaan telekomunikasi raksasa di Indonesia menggunakan jasa Mitratel, tidak hanya grup Telkom.


Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan perusahaan memiliki pengalaman bisnis menara telekomunikasi sejak 2008. Pada September 2021 lalu jumlah menara yang dikelola Mitratel ada sebanyak 28.076 unit

“Secara total Mitratel melayani lebih dari 42 ribu tenants yang menggunakan fasilitas tower kami. Jumlahnya diharapkan terus bertambah, seiring dengan dibukanya jaringan 5G oleh pemerintah Indonesia,” ujarnya saat konferensi pers, Senin (10/1/2022).

Menurutnya sebanyak 57 persen atau 16.150 unit menara tersebut tersebar di luar Pulau Jawa. Adanya tren pertumbuhan pengguna internet yang semakin menyebar ke seluruh Indonesia, keberadaan tower Mitratel di luar Pulau Jawa diyakini bisa membantu ekspansi perusahaan-perusahaan digital ke wilayah baru yang potensial. 

“Sementara di Pulau Jawa, jumlah jaringan tower kami sejumlah 11.929 menara,” katanya.

Di samping itu, Teddy memprediksi ekonomi digital Indonesia akan melesat dalam beberapa tahun ke depan. Google, Temasek, dan Bain & Company dalam riset terbaru yang dirilis akhir tahun lalu menyebutkan valuasi ekonomi digital Indonesia tumbuh 49 persen sepanjang 2021 menjadi 70 miliar dolar AS dari subliminal 47 miliar dolar AS pada 2020.

Bahkan, Google cs terus merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pada 2025 dari sebelumnya 124 miliar dolar AS menjadi 146 miliar dolar AS. Begitu banyaknya sektor industri yang melakukan digitalisasi lini bisnisnya sejak pandemi Covid-19 merebak dua tahun terakhir disebut menjadi penggerak utama pertumbuhan tersebut.

Menurutnya perusahaan tidak akan melewatkan kesempatan untuk membantu ekonomi digital Indonesia tumbuh lebih tinggi lagi. Teddy menyebut tumbuh suburnya ekonomi digital suatu negara tidak lepas dari bertambahnya jumlah masyarakat digital (society), serta tersedianya infrastruktur digital yang mumpuni.

“Ketiga faktor itu merupakan basic ingredients dalam menciptakan digital ecosystem yang sehat. Tugas Mitratel dalam ekosistem tersebut adalah memastikan connectivity antara masyarakat dengan pelaku usaha digital bisa terlayani melalui tower kami,” ucapnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler