Menkes Yakin Omicron akan Melonjak, Perawatan Difokuskan di Rumah karena tidak Bahaya

Menkes Budi meyakini Covid-19 varian omicron di Tanah Air akan melonjak.

Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meyakini kasus Covid-19 varian omicron di Tanah Air akan melonjak dalam beberapa waktu ke depan. Tetapi, masyarakat diminta tidak panik apalagi sampai khawatir.
Rep: Dian Fath Risalah, Dessy Suciati Saputri, Fauziah Mursid Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meyakini kasus Covid-19 varian omicron di Tanah Air akan melonjak dalam beberapa waktu ke depan. Tetapi, masyarakat diminta tidak panik apalagi sampai khawatir. 

Baca Juga


"Kita akan menghadapi gelombang dari omicron ini, tidak usah panik. Kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukan bahwa walaupun naiknya cepat tapi gelombang omicron ini turunnya pun cepat," kata Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, dikutip pada Selasa (11/1/2022).

Kemenkes pun berencana mengubah strategi penanganan pasien Covid-19 varian omicron. Jika sebelumnya layanan difokuskan di rumah sakit, Kemenkes akan menggesernya untuk difokuskan ke rumah-rumah. Perubahan ini dilakukan karena angka perawatan di rumah sakit dari kasus omicron jauh lebih sedikit.

Kasus Covid-19 varian omicron di Indonesia terus menunjukkan peningkatan cukup signifikan sejak awal tahun 2022. Per Senin (10/1/2022), Kemenkes mencatat sebanyak 414 orang terkonfirmasi positif varian omicron. Meskipun kenaikan transmisi omicron akan jauh lebih tinggi daripada varian delta, menurut Budi, angka perawatan di rumah sakit akan jauh di bawah delta.

Dari 414 kasus omicron di Indonesia saat ini, hanya dua orang yang masuk kategori sedang atau membutuhkan perawatan oksigen. Keduanya berusia 58 tahun dan juga 47 tahun yang sama-sama memiliki komorbid. Sementara sebanyak 26 persen atau 114 dari 414 kasus telah dinyatakan sembuh, termasuk dua orang yang masuk kategori sedang.

"Jadi kesimpulannya memang walaupun omicron ini cepat transmisinya, tapi relatif lebih ringan dari severity atau keparahannya," kata Budi.

Secara keseluruhan, selama Desember 2021 kasus konfirmasi omicron sebanyak 136 orang. Sementara pada tahun 2022 hingga 8 Januari sebanyak 278 orang. Dari 414 orang tersebut, 31 orang di antaranya merupakan kasus transmisi lokal. Sementara sisanya atau 383 orang merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Mayoritas yang terinfeksi omicron juga diketahui telah divaksinasi dua dosis.

Menurut Budi, angka positivity rate varian omicron untuk kedatangan luar negeri sebesar 13 persen. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan angka positivity rate transmisi lokal yang hanya sebesar 0,2 persen.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sistem kesehatan di Indonesia saat ini telah siap menghadapi lonjakan kasus akibat varian omikron. Kendati demikian, ia menekankan bahwa langkah pencegahan masih menjadi kunci utama menghindari penularan. Pemerintah pusat juga meminta seluruh daerah agar menyiapkan fasilitas rumah sakit dan instalasi terpusat sedini mungkin.

Luhut mengatakan, kenaikan kasus aktif saat ini menyebabkan terjadinya peningkatan perawatan pasien di Jawa dan Bali. Untuk mencegah semakin banyaknya kasus impor varian omicron, pemerintah pun akan terus memperketat pintu masuk kedatangan di Indonesia. Tren peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia terbukti disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). 

“Presiden secara spesifik menekankan ini tadi untuk kita dianjurkan menahan diri dulu beberapa pekan ke depan untuk tidak ke luar negeri. Jadi sekali lagi, kami mohon teman-teman sekalian untuk menahan diri untuk pergi ke luar negeri kecuali sangat-sangat penting,” ujar Luhut.

Pemerintah akan terus memberlakukan langkah pengetatan di pintu-pintu masuk untuk mencegah semakin banyaknya kasus impor varian omicron ini. Meski tren kenaikan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir menunjukkan kenaikan, Luhut menyebut angka kasus kematian di Jawa Bali masih terjaga dengan baik.

“Hanya satu kematian selama bulan Januari ini yang ditemukan di Jakarta. Selain itu, kasus konfirmasi di provinsi lainnya relatif terjaga dengan baik. Meskipun terdapat kenaikan sedikit di Bali, Banten, dan DIY,” kata Luhut.

Pemerintah berencana memisahkan penilaian level kasus yang berasal dari importasi atau PPLN dengan penularan lokal. Kasus dari luar negeri ini akan dicatat terpisah dari wilayah tempat pelaku perjalanan luar negeri dikarantina.

“Sehingga tentunya penambahan kasus PPLN ini berbeda, importir case dibandingkan dengan kasus penularan lokal,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler