Korut Melawan Sanksi AS, Ancam akan Bertindak Lebih Kuat

Pyongyang menilai tujuan sanksi AS adalah untuk mengisolasi dan mencekik Korut.

Associated Press
Infografis Kim Jong Un Intensifkan Uji Coba Rudal Korut
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) mengecam sanksi yang dijatuhkan Pemerintahan Joe Biden terhadap enam warga Korut, Jumat (14/1). Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu juga mengingatkan tindakan lebih kuat dan eksplisit jika Amerika Serikat (AS) mempertahankan sikap yang dinilainya konfrontatif.

Menurut kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), juru bicara Kemenlu Korut yang tidak menyebutkan identitasnya mengatakan, bahwa uji coba rudal hipersonik Korut merupakan latihan pertahanan diri yang benar.

Baca Juga


Juru bicara itu mengatakan bahwa sanksi baru AS merupakan niat AS yang bermusuhan dengan tujuan mengisolasi dan mencekik Korut. Juru bicara Korut itu menuduh AS mempertahankan sikap "seperti gangster". Menurutnya pengembangan rudal baru Korut adalah bagian dari upaya negara untuk memodernisasi militernya dan tidak menargetkan negara tertentu atau mengancam keamanan tetangganya.

"Namun demikian, AS sengaja meningkatkan situasi bahkan dengan aktivasi sanksi independen, tidak puas dengan merujuk aktivitas DPRK yang adil ke Dewan Keamanan PBB," kata juru bicara itu menggunakan singkatan nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.

"Ini menunjukkan bahwa meskipun pemerintah AS saat ini sedang meneriakkan tentang diplomasi dan dialog, ia masih asyik dengan kebijakannya untuk mengisolasi dan mencekik reaksi tertentu untuk itu," kata juru bicara itu.


AS berulang kali menyerukan Pyongyang untuk melanjutkan diplomasi yang terhenti karena ketidaksepakatan tentang pencabutan sanksi dan langkah-langkah perlucutan senjata nuklir. Namun Korut kian bergeming.

Pemerintahan Biden pada Rabu (12/1) menjatuhkan sanksi pada lima warga Korut atas peran mereka dalam memperoleh peralatan dan teknologi untuk program rudal Korut. Sanksi dijatuhkan sebagai tanggapannya terhadap uji coba rudal terbaru Korut sebanyak dua kali dalam sepekan. AS juga mengatakan akan mendorong PBB memberikan sanksi baru ke Korut.

Pengumuman oleh Departemen Keuangan AS datang hanya beberapa jam setelah Korut mengeklaim bahwa Kim Jong-un mengawasi uji coba rudal hipersonik yang sukses pada Selasa. Uji coba rudal hipersonik dikatakan Kim akan sangat meningkatkan pencegah perang nuklir negara itu.

Uji coba rudal Selasa adalah demonstrasi kedua Korut dari rudal hipersoniknya dalam sepekan. Dalam beberapa bulan belakangan negara itu telah meningkatkan uji coba rudal baru yang berpotensi berkemampuan nuklir yang dirancang untuk membanjiri sistem pertahanan rudal di kawasan tersebut, sebab terus memperluas kemampuan militernya di tengah pembekuan diplomasi dengan AS.

Senjata hipersonik, yang terbang dengan kecepatan lebih dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara, dapat menimbulkan tantangan penting bagi sistem pertahanan rudal karena kecepatan dan kemampuan manuvernya.

Senjata semacam itu ada dalam daftar keinginan aset militer canggih yang diluncurkan Kim awal tahun lalu bersama dengan rudal multi-hulu ledak, satelit mata-mata, rudal jarak jauh berbahan bakar padat, dan rudal nuklir yang diluncurkan dari kapal selam.



sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler