Wagub DKI Klaim Covid-19 Bisa Dikendalikan di Tengah Melonjaknya Omicron

Dinkes DKI Jakarta mengakui kasus varian omicron terus mengalami peningkatan.

Prayogi/Republika.
Sejumlah penumpang menaiki bus TransJakarta di halte Bundaran Hotel Indonesia,Jakarta, Kamis (30/12). Dinas Kesehatan DKI Jakarta menginginkan agar adaptasi kebiasaan baru dan protokol kesehatan (prokes) khususnya di angkutan umum tetap berkelanjutan untuk mengantisipasi ancaman penularan dari varian baru Covid-19 seperti omicron. Prayogi/Republika
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan, Dessy Suciati Saputri Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengakui ada peningkatan Covid-19 di Jawa, khususnya Jakarta. Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena adanya dampak dari libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Namun sampai hari ini kita semua masih dapat menangani dan mengendalikan dengan baik,” kata Riza saat ditemui awak media Perpustakaan Nasional, Senin (17/1/2022).

Riza Patria menegaskan, hal itu terlihat dari Jakarta yang masih berstatus PPKM Level 2. Sehingga, pelaksanaan tatap muka sesuai ketentuan tetap bisa berlaku. Meski demikian, dia tidak menampik adanya kenaikan status PPKM di Jakarta, seperti saran Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan agar kantor dan kegiatan dilakukan dari rumah dalam dua pekan ke depan.

Baca Juga


“Tentu kalau PPKM Level 3 di Jakarta menjadi pertimbangan,” katanya. Dia mengatakan, jika DKI naik ke level 3 PPKM, ketentuan dan aturan akan diikuti seutuhnya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI jakarta.

“Tentunya kita berharap DKI dapat terus menangani dan mengendalikan Covid-19 dengan baik. Kita bersyukur atas partisipasi, dukungan, kolaborasi berbagai pihak,” jelas Politikus Partai Gerindra ini.

Sehari sebelumnya, Wagub mengakui bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Menurutnya, berdasarkan data terbaru, ada peningkatan 19 persen, dari kapasitas 3.579 terpakai sekitar 667.

“Ini ada peningkatan dari hari ke hari,” kata Riza saat ditemui awak media di Jakarta Selatan, Ahad (16/1/2022). Lebih jauh, kata dia, penggunaan ICU juga mengalami peningkatan menjadi lima persen. Menurut dia, dari 591 kapasitas yang ada, telah terpakai sekitar 32. Jumlah itu, dikatakan Riza, mengalami peningkatan hanya dalam empat hari.

“Peningkatannya dari empat hari itu, naik menjadi lima persen dari satu persen,” tutur dia.

Meski dinilai Riza tidak ada peningkatan masif, hal itu perlu diwaspadai oleh semua pihak. Riza menambahkan, peningkatan yang sedikit itu merupakan dampak positif dari vaksin yang telah mulai menyeluruh di DKI Jakarta.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, juga menegaskan jika kasus Covid-19 di DKI varian omicron terus mengalami peningkatan. Dikatakan dia, hingga Sabtu (15/1/2022) kemarin, setidaknya ada 720 kasus omicron.

"Dari 720 orang yang terinfeksi, 78,8 persennya atau sebanyak 567 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 153 lainnya adalah transmisi lokal," kata Dwi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (16/1).

Namun demikian, menurut dia, vaksinasi juga terus meningkat. Khusus di DKI, dosis pertama, kini mencapai 12.053.033 orang atau 119,5 persen dari target. Jumlah itu, mencakup 70 persen warga ber-KTP DKI dan 30 persen warga KTP non DKI. Sementara untuk dosis kedua, total kata dia, mencapai 9.369.114 orang atau 92,9 persen.

“Dengan proporsi 71 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 29 persen warga KTP non DKI," jelas Dwi.

Sebelumnya, Pemerintah Pusat melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan seusai rapat terbatas evaluasi PPKM, Ahad (16/1) kemarin, mengimbau perkantoran bisa melakukan work from home atau WFH. Langkah itu, untuk mengantisipasi penularan omikron yang diprediksi memuncak Februari hingga Maret.

“Kami mengimbau kalau di kantor tidak perlu 100 persen, ya, tidak usah 100 persen yang hadir. Jadi, diatur saja melihat situasinya, apakah dibikin 75 persen untuk dua pekan ke depan,” kata Luhut.Luhut mengingatkan potensi terjadinya peningkatan kasus yang lebih tinggi di Provinsi DKI Jakarta akibat varian omicron saat ini. Ia pun mengimbau seluruh masyarakat agar mewaspadai potensi penularan ini.

“Kami kembali memprediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di Provinsi DKI Jakarta jika kita semua tidak hati-hati,” ujar Luhut.

Pemerintah, kata dia, menyadari kenaikan kasus di Indonesia pasti akan terjadi cepat atau lambat. Kasus transmisi lokal saat ini tercatat sudah lebih tinggi yang disebabkan para pelaku perjalanan luar negeri.

Menurut Luhut, kasus transmisi lokal ini didominasi wilayah di Jawa-Bali seperti Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, kenaikan kasus di Jawa-Bali juga terlihat di Provinsi Jawa Barat dan juga Banten. “Hal tersebut didorong wilayah mereka yang masih masuk aglomerasi di wilayah Jabodetabek,” kata dia.

Luhut menyebut, perkembangan kasus di wilayah lain masih relatif terjaga. Namun, ia mengingatkan bahwa penyebaran kasus diprediksi akan terjadi lebih cepat mengingat mobilitas yang tinggi di wilayah Jawa-Bali.

Meskipun mengalami kenaikan kasus positif secara signifikan, Luhut menyampaikan kasus kematian nasional saat ini masih terjaga. Hingga hari ini pun tercatat belum ada kasus kematian akibat varian omicron. “Namun berkaca dari negara lain, gelombang omicron dapat meningkat dengan cepat,” tegas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler