NASA Identifikasi Siklus Karbon Purba di Mars
Siklus karbon bisa menjadi salah satu pertanda mungkin pernah ada kehidupan di Mars.
REPUBLIKA.CO.ID, PENNSYLVANIA -- Rover Mars milik Badan Antariksa Amerika (NASA) Curiosity, mungkin telah menemukan blok bangunan kehidupan di Planet Mars. Diketahui, rover ini telah menjelajah Mars untuk menyelidiki masa lalu Mars.
Penelitian menemukan bahwa batuan yang dikumpulkan oleh rover mengandung karbon organik yang mungkin berasal dari serangga yang pernah berkeliaran di Mars.
Analisis sedimen dari setengah lusin lokasi, termasuk tebing terbuka, mengidentifikasi siklus karbon purba. Sampel dianggap memiliki ‘dasar biologis’, menyerupai sisa-sisa fosil kehidupan mikroba di Australia yang berusia 2,7 miliar tahun.
Karbon memiliki dua isotop stabil yakni 12 dan 13. Keberadaan ini memberi kita informasi untuk mengetahui asal-usulnya.
“Sampel yang sangat terkuras dalam karbon 13 sedikit seperti sampel dari Australia yang diambil dari sedimen yang berusia 2,7 miliar tahun,” kata Profesor Christopher House, penulis utama studi dari Penn State University di Amerika Serikat, dilansir dari Metro, Rabu (19/1/2022).
“Sampel-sampel itu disebabkan oleh aktivitas biologis ketika metana dikonsumsi oleh tikar mikroba purba. Tapi kita tidak bisa mengatakan itu di Mars karena itu adalah planet yang mungkin terbentuk dari bahan dan proses yang berbeda dari Bumi,” ujarnya.
Di Bumi, itu menunjukkan mikroba masa lalu mengonsumsi metana yang diproduksi secara biologis. Metana, molekul organik paling sederhana diketahui ada di atmosfer Mars.
Mars kuno mungkin memiliki gumpalan besar metana yang dilepaskan dari bawah permukaan di mana produksi akan menguntungkan secara energi. Kemudian, metana yang dilepaskan akan dikonsumsi oleh mikroba atau bereaksi dengan sinar ultraviolet dan disimpan langsung di permukaan.
Curiosity telah menjelajahi Kawah Gale selama lebih dari sembilan tahun. Rover itu mengebor di bawah permukaan dan mengirimkan hasilnya kembali ke Bumi.
Kawah Gale diyakini telah menjadi danau dalam yang berusia 3,5 miliar tahun, mengandung molekul organik kompleks yang merupakan bahan baku utama bagi kehidupan seperti yang kita kenal.
“Jumlah karbon 12 dan karbon 13 di tata surya kita adalah jumlah yang ada pada pembentukan tata surya. Keduanya ada dalam segala hal, tetapi karena karbon 12 bereaksi lebih cepat daripada karbon 13, melihat jumlah relatif masing-masing sampel dapat mengungkapkan siklus karbon,” ujar House.
Curiosity memanaskan sampel tanpa adanya oksigen untuk memisahkan bahan kimia apa pun. Pemindaian menunjukkan beberapa sangat terkuras dalam karbon 13 sementara yang lain diperkaya.
Teori masuk akal lainnya termasuk awan debu kosmik-atau radiasi ultraviolet yang memecah karbon dioksida.
“Ketiga skenario ini tidak konvensional, tidak seperti proses yang umum di Bumi,” kata House.
Rover NASA, Perseverance, yang mendarat Februari 2021 lalu saat ini sedang mengebor kawah Jezero Mars. Kawah Jezero adalah situs danau kuno lainnya yang diharapkan menyimpan tanda-tanda kehidupan masa lalu di Mars.
"Kami berhati-hati dengan interpretasi kami, yang merupakan jalan terbaik saat mempelajari dunia lain,” ujar House.
Curiosity masih mengumpulkan dan menganalisis sampel. Curiosity akan kembali ke situs di mana ia menemukan beberapa sampel dalam waktu sekitar satu bulan. Bagi para ilmuwan, temuan ini mencapai tujuan lama untuk eksplorasi Mars untuk mengukur isotop karbon yang berbeda-salah satu alat geologi terpenting- dari sedimen di dunia lain yang layak huni.