Siloam Palangkaraya Edukasi Potensi dan Bahaya Tentang Otak
Edukasi potensi dan bahaya otak melalui pemutaran film 3D dan seminar
REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Organ otak pada manusia merupakan salah satu organ penting yang berperan dalam peradaban manusia. Otak manusia memiliki fungsi yang begitu menakjubkan. Dengan lebih dari 100 milyar sel saraf (neuron), organ ini mampu menjalankan berbagai fungsi tubuh.
Kemampuan otak manusia dalam membangun ide dan kreativitas menjadikan manusia berbeda dengan hewan. Merunut sejumlah fakta pada perjalanan sejarah dunia membuktikan, bahwa manusia dengan kemampuan berpikirnya mampu membangun peradaban. Salah satunya melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemampuan otak manusia ditentukan bukan semata-mata melalui jumlah sel saraf, tetapi melalui hubungan yang terbentuk antar sel saraf tersebut (sinaps). Semakin banyak sinaps yang terbentuk, maka semakin tinggi kapasitas otak dalam memproses informasi.
Sinaps otak bisa dipicu oleh berbagai aktivitas otak, diantaranya adalah belajar dan berpikir. Sebaliknya, sinaps otak juga bisa mengalami kerusakan akibat berbagai hal, diantaranya merokok dan penggunaan narkoba.
Siloam Hospitals Palangkaraya sebagai bagian dari Siloam Hospitals Group menaruh perhatian terkait hal ini. Bergerak dari motivasi untuk mendorong pengembangan bidang kesehatan Palangka Raya dan Kalimantan Tengah, Siloam Hospitals Palangka Raya mengundang Prof. Dr. Dr. dr. Eka Wahjoepramono, Sp.BS(K), Ph.D bersama tim bedah saraf (TBS) Siloam Hospitals untuk mengadakan pemutaran film 3D dan seminar edukasi kesehatan otak.
"Pemutaran film ini dikemas dalam bentuk yang berbeda dan merupakan yang pertama kali di Palangka Raya. Kami berharap melalui pemutaran film ini, lebih banyak masyarakat mengetahui bahwa otak manusia memiliki fungsi yang menakjubkan dan bahwa banyak penyakit pada otak sebetulnya bisa disembuhkan atau dicegah," ujar dr. Kevin Chrisanta Budiyatno selaku Hospital Director Siloam Hospitals Palangka Raya sesaat sebelum acara dimulai.
Ditempat yang sama, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, sekaligus pimpinan tim bedah saraf Siloam Hospitals, Prof. Dr. Dr. dr. Eka Wahjoepramono, Sp.BS(K), Ph.D., ikut mengimbau agar pemutaran film dapat dijadikan acuan sebagai tolak ukur untuk meningkatkan kota Palangkaraya menjadi semakin lebih baik.
"Luaskan ilmu dengan bersekolah setinggi tingginya. Agar Kalimatan Tengah tumbuh dan semakin unggul dalam pembangunan.
Tindakan bedah saraf yang ditampilkan dalam film ini merupakan tindakan yang sulit dan membutuhkan peralatan yang canggih. Peralatan bisa diadakan secara bertahap, tetapi tanpa ada manusia yang mampu mengerjakan, maka peralatan ini menjadi tidak ada fungsinya," ujar Prof Eka Wahjoepramono.
Ditambahkan Prof Eka, layanan bedah saraf sudah tersedia di Siloam Hospitals Palangka Raya sejak 1,5 tahun yang lalu. Keberadaan layanan bedah saraf di Siloam Hospitals Palangka Raya memungkinkan untuk mengerjakan kasus-kasus yang sebelumnya terpaksa harus dirujuk.