Menkes: 80 Ribu Tempat Tidur Dialokasikan untuk Pasien Covid-19

Pemerintah berharap jumlah pasien masuk rumah sakit jauh lebih rendah.

ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah mengalokasikan 80 ribu tempat tidur untuk pasien Covid-19 sebagai strategi perawatan rumah sakit menghadapi lonjakan Covid-19 karena varian omicron. (Foto: WIsma Atlet Kemayoran)
Rep: Dian Fath Risalah Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah mengalokasikan 80 ribu tempat tidur untuk pasien Covid-19 sebagai strategi perawatan rumah sakit menghadapi lonjakan Covid-19 karena varian omicron. Menurut Budi, pemerintah juga sudah menyiapkan oksigen, obat, dan tenaga kesehatan. 

Baca Juga


"Kita sudah siap sekarang 80 ribu bed sudah terisi sekarang sekitar 5.000 jadi masih ada room dan itu masih bisa dinaikkan kembali menjadi 150 ribu," ujar Budi dalam konferensi pers secara daring, Senin (24/1).

Namun, Budi mengatakan, pemerintah berharap jumlah yang telah disiapkan itu tidak perlu digunakan. “Kami berharap yang masuk rumah sakit akan jauh lebih rendah," kata dia.

Menkes juga menyampaikan bahwa pemerintah akan terus mempercepat program vaksinasi Covid-19 terutama bagi kelompok rentan. “Vaksinasi diminta (Wapres) juga agar dipercepat, vaksinasi untuk lansia terutama yang sangat rawan untuk masuk rumah sakit dan wafat, juga untuk vaksinasi anak yang rawan sebagai sumber penularan karena mereka yang akan terkena. Kami juga tekankan bahwa karena paling banyak omicron akan terjadi di DKI Jakarta dan Jabodetabek dalam 2-3 minggu ke depan kita akan mempercepat vaksinasi booster di sana,” ujarnya.

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah telah siap dengan kemungkinan terburuk dari varian omicron. Kendati demikian, ia meminta masyarakat tetap waspada.

Luhut mengatakan, ketersediaan BOR saat ini di Jawa dan Bali lebih baik dibandingkan awal varian delta sehingga memberikan ruang yang cukup lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen. Bahkan, kasus kematian akibat Covid-19 selama 14 hari terakhir masih sangat rendah. 

Pemerintah terus mewaspadai setiap data yang ada, apalagi angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19 saat ini mulai mengalami peningkatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler