WHO Soroti Kesenjangan dalam Perawatan Kanker Global
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian warga dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini masih terdapat kesenjangan dalam ketersediaan perawatan kanker di negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah. Badan ini menyerukan masalah segera diatasi.
Secara global, kanker adalah salah satu penyebab utama kematian, dengan perkiraan 20 juta orang didiagnosis dan 10 juta kematian akibat penyakit ini pada 2021. WHO mengatakan, angka-angka ini akan terus meningkat dalam beberapa dekade ke depan.
Meski hampir semua kanker dapat diobati dan banyak yang dapat dicegah, perawatan yang tersedia mencerminkan ketidaksetaraan global. WHO menyebut bahwa perawatan komprehensif tersedia di lebih dari 90 persen negara berpenghasilan tinggi, tetapi ketersediaan layanannya kurang dari 15 persen di negara berpenghasilan rendah.
Pengobatan kanker ditanggung oleh layanan kesehatan nasional hanya di 37 persen negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sementara itu, biaya medis ditanggung setidaknya di 78 persen negara berpenghasilan tinggi.
WHO menyoroti peran pusat kanker nasional dengan mengatakan mereka dapat menjadi "toko serbaada" untuk pencegahan, diagnosis, perawatan multidisiplin dan perawatan suportif. Hal ini diharapkan dapat memudahkan pasien untuk menavigasi layanan dengan keahlian terkonsentrasi dan mengarah pada hasil yang lebih baik.
Lebih lanjut, WHO mencatat bahwa radioterapi adalah salah satu pengobatan yang paling hemat biaya, efisien, dan banyak digunakan untuk kanker. Meski demikian, akses di seluruh dunia tetap tidak memadai.
Salah satu faktor penyebab adalah karena pandemi Covid-19. Banyak negara juga mengalami gangguan pada pemeriksaan dan pengobatan kanker.