Demo Covid-19, Ibu Kota Kanada Umumkan Keadaan Darurat

Ribuan pengunjuk rasa turun lagi di Ottawa untuk menentang pembatasan Covid-19

Frank Gunn/The Canadian Press via AP
Pengemudi truk berkonvoi menuju Parliament Hill di Ottawa, Kanada, Sabtu (29/1/2022). Mereka memprotes mandat vaksin.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Wali Kota Ottawa Jim Watson mengumumkan keadaan darurat pada Ahad (6/2/2022). Dia mengatakan kelompok-kelompok di Amerika Serikat (AS) harus berhenti mencampuri urusan dalam negeri ketika pengunjuk rasa yang menentang pembatasan Covid-19 terus melumpuhkan ibu kota Kanada.

Watson mengatakan deklarasi tersebut menyoroti perlunya dukungan dari yurisdiksi dan tingkat pemerintahan lain. Ini memberi pemerintah kota beberapa kekuatan tambahan seputar pengadaan dan cara memberikan layanan, yang dapat membantu membeli peralatan yang dibutuhkan oleh pekerja garis depan dan responden pertama.

Ribuan pengunjuk rasa turun lagi di Ottawa pada akhir pekan, bergabung dengan ratusan yang bertahan sejak akhir pekan lalu. Penduduk Ottawa sangat marah dengan membunyikan klakson tanpa henti, gangguan lalu lintas dan pelecehan.

"Konvoi truk kebebasan" telah menarik dukungan dari banyak anggota Partai Republik AS termasuk mantan Presiden Donald Trump. Mereka menyebut Perdana Menteri Justin Trudeau sebagai orang gila paling kiri yang telah menghancurkan Kanada dengan aturan Covid-19 yang gila.

"Dalam situasi apa pun, kelompok mana pun di AS tidak boleh mendanai kegiatan yang mengganggu di Kanada. Titik. Berhenti total," kata mantan duta besar AS di bawah Presiden Barack Obama, Bruce Heyman, melalui akun Twitter.

Kota terbesar Kanada, Toronto, polisi mengendalikan dan kemudian mengakhiri protes yang jauh lebih kecil dengan memasang penghalang jalan. Petugas mencegah truk atau mobil mendekati badan legislatif provinsi. Polisi juga bergerak untuk membersihkan persimpangan utama di kota.

Banyak warga Kanada yang marah atas perilaku kasar para demonstran. Beberapa pengunjuk rasa menyalakan kembang api di halaman National War Memorial pada Jumat (4/2/2022) malam. Sejumlah orang telah membawa tanda dan bendera dengan swastika akhir pekan lalu dan membandingkan mandat vaksin dengan fasisme.

Para pengunjuk rasa mengatakan tidak akan pergi sampai semua mandat dan pembatasan Covid-19 hilang. Mereka juga menyerukan pencopotan pemerintahan Trudeau, meskipun keputusan pembatasan sebagian besar dilakukan oleh pemerintah daerah.

Baca Juga


Baca juga : Transmisi Lokal Omicron Merebak, Epidemiolog Imbau Maksimalkan Isoter

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler