Coba Bercermin dan Buka Mulut, Kondisi Gusi Seperti Ini Bisa Picu Hipertensi

Hipertensi dapat dipicu oleh penyakit gusi.

Republika/Musiron
Sakit gigi (ilustrasi). Studi di Inggris menunjukkan 50 persen orang dewasa dapat memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terdeteksi dan tidak terdiagnosis karena penyakit gusi.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hipertensi dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari kelebihan berat badan, tidak bergerak aktif, merokok, minum terlalu banyak alkohol, hingga usia di atas 65 tahun. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Hypertension pada 2021 menemukan bahwa kondisi gusi juga bisa menjadi pemicu tekanan darah tinggi.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University College London di Inggris pada 250 orang dewasa yang sehat itu telah menemukan hubungan antara penyakit gusi dan hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan dengan penyakit gusi dua kali lebih mungkin memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan mereka yang memiliki gusi sehat.

Baca Juga



Dr Francesco D'Aiuto selaku penulis studi tersebut mengatakan, bukti studi menunjukkan bahwa bakteri periodontal dapat menyebabkan kerusakan gusi sekaligus memicu respons inflamasi dan dapat berdampak pada perkembangan penyakit sistemik, termasuk tekanan darah tinggi. Meskipun penelitian hanya mengidentifikasi hubungan daripada hubungan sebab-akibat, temuan ini menunjukkan bahwa 50 persen orang dewasa dapat memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terdeteksi dan tidak terdiagnosis karena penyakit gusi.

"Selanjutnya, para peneliti menyarankan bahwa mengobati dan mencegah penyakit gusi bisa menjadi cara yang hemat biaya untuk mengurangi peradangan serta memperkuat lapisan pembuluh darah," kata D'Aiuto, seperti dilansir Express.co.uk, Senin (14/2/2022).

Sementara itu, dr Eva Aguilera yang terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan, pasien dengan penyakit gusi sering datang dengan tekanan darah tinggi, terutama ketika ada peradangan gingiva aktif atau gusi berdarah. Peradangan gingiva mengacu pada gingivitis, sejenis penyakit gusi yang disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi dan gusi.

Di Inggris, 90 persen orang dewasa memiliki beberapa penyakit gusi, menurut penyedia layanan kesehatan Bupa. Penyakit gusi, seperti halnya tekanan darah tinggi, sering terjadi tetapi dapat diperbaiki melalui perubahan gaya hidup sederhana.

Sebaliknya, jika tidak diobati, itu dapat menyebabkan komplikasi serius. Dalam kasus penyakit gusi, komplikasi ini termasuk gusi yang menyusut, keropos gigi, kehilangan gigi, kerusakan pada rahang dan jaringan yang menghubungkan gigi dengan soketnya.

Hal ini dapat dihindari melalui kebersihan mulut yang baik, seperti menyikat gigi dua kali sehari dan memakai benang gigi secara teratur untuk menjaga gigi dan gusi dari plak. Meskipun plak adalah faktor risiko utama penyakit gusi, itu bukan satu-satunya faktor yang dapat berkontribusi pada gusi yang meradang.

Gejala hipertensi - (Republika)

Diabetes, merokok, usia, kehamilan, sistem kekebalan yang melemah, stres, dan malnutrisi semuanya dapat berkontribusi pada penyakit gusi. Selain menjaga kesehatan mulut, tekanan darah tinggi dapat diobati melalui perubahan gaya hidup dan pola makan termasuk mengurangi konsumsi kafein, berhenti merokok, dan menurunkan berat badan.

Hipertensi atau dikenal sebagai tekanan darah tinggi adalah kondisi umum yang dialami sekitar satu dari tiga orang dewasa hidup di Inggris, menurut badan amal Blood Pressure UK. Sementara itu, berdasarkan data dari WHO, Indonesia menempati urutan keempat tertinggi di dunia dalam kategori peningkatan kasus hipertensi terbesar pada perempuan dalam periode 1990-2019.

Kondisi ini membawa sejumlah risiko jika dibiarkan dalam jangka waktu lama. Tekanan ekstra akan dialami jantung, pembuluh darah, dan organ tubuh lainnya.

Tekanan darah tinggi secara konsisten dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap sejumlah kondisi termasuk penyakit jantung, serangan jantung, strok, gagal jantung, penyakit arteri perifer, dan aneurisma aorta. Layanan Kesehatan Inggris (NHS) mengatakan menurunkan tekanan darah sedikit saja dapat membantu menekan risiko kondisi kesehatan di atas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler