Menkes Yakin Angka Kematian Gelombang Omicron tak Lebihi 500 Kasus
Ada tiga kelompok yang sangat rentan terhadap paparan virus Cpvid-19 varian omicron.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meyakini angka kematian yang disebabkan oleh Covid-19 varian Omicron tak akan melebihi 500 atau 1.000 kasus. Pasalnya, tingkat kefatalan varian Omicron lebih rendah jika dibandingkan dengan varian Delta.
"Mungkin akan ada kenaikan karena belajar dari sebelumnya, kematian itu lagging dua minggu. Tapi, saya rasa tidak akan lebih dari 111 even sampai ke 500 atau sampai 1.000 itu tidak mungkin. Apalagi mencapai 2.069 kematian per hari seperti puncak Delta," kata Budi dalam jumpa pers secara daring, Senin (14/2/2022).
Dalam kesempatan itu, Budi juga menjelaskan puncak kasus Covid-19 akibat varian Omicron ini sudah tercapai yaitu 55 ribu kasus. Sementara untuk angka kematian mencapai 111 kasus.
"Ini jauh sekali dibandingkan kasus Delta di 2021," tegasnya.
Namun, kondisi ini harus terus dijaga. Apalagi, ada tiga kelompok yang sangat rentan terhadap paparan virus ini, yaitu lansia, pasien komorbid, dan mereka yang belum mendapat vaksin Covid-19 secara lengkap.
"Kalau soal lansia, usia kami tidak bisa atur apa-apa. Komorbid juga tidak bisa disembuhkan dalam waktu dekat. Nah, kelompok yang belum divaksinasi yang harus difokuskan untuk tekan angka kasus dan kematian," ujar eks Wakil Menteri BUMN itu.
"Karena itu, kami sangat mengimbau kepada masyarakat yang belum divaksin atau melengkapi vaksinasi dua dosis dan booster, segera vaksinasi. Jangan pilih-pilih vaksin, cepat vaksinasi," tegas Budi.