Kandungan dalam Makanan yang Harus Dikonsumsi Pasien Covid-19

Covid-19 berdampak negatif pada status gizi karena mengurangi nafsu makan.

Republika.co.id
Makanan yang harus dikonsumsi pasien Covid-19. (ilustrasi)
Rep: Haura Hafizhah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada hubungan penting antara status gizi, kesehatan kekebalan tubuh, risiko infeksi, dan kemampuan untuk pulih dari penyakit. Nutrisi yang buruk dikaitkan dengan peradangan dan stres oksidatif, yang membahayakan kesehatan kekebalan tubuh.  

Baca Juga


Dilansir di laman Health Line pada Selasa (15/2/2022), peradangan dan stres oksidatif meningkat ketika Anda menderita Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan virus corona sebagai pandemi pada Maret 2020. Nama lengkap virus ini adalah coronavirus sindrom pernafasan akut yang parah (SARS-CoV-2), dan penyakit yang ditimbulkannya disebut Covid-19.

Covid-19 berdampak negatif pada status gizi karena mengurangi nafsu makan dan membatasi akses Anda ke makanan bergizi selama karantina. Dengan begitu, Anda harus banyak konsumsi makanan yang bermanfaat bagi tubuh. Apa saja itu?

1. Vitamin D

Vitamin D adalah mikronutrien yang paling sering dibahas di antara para ahli gizi untuk pengelolaan Covid-19. Vitamin dan hormon yang larut dalam lemak ini memberikan efek antiinflamasi dengan menekan aktivitas sistem kekebalan yang berlebihan.

Di dalam tubuh, vitamin D bekerja pada enzim pengubah angiotensin 2 (ACE2), reseptor protein yang ditemukan di paru-paru dan jaringan lemak. Virus corona baru mengikat ACE2 pada awal infeksi berpotensi menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut dan penyakit parah pada orang dengan Covid-19.

Vitamin D berinteraksi dengan reseptor ACE2, berpotensi mencegah virus mengikatnya dan mengurangi komplikasi yang terkait dengan Covid-19. Vitamin D juga dapat memainkan peran protektif dan mendukung penyembuhan jaringan yang rusak terutama di paru-paru. Makanan yang mengandung vitamin D di antaranya ikan, kuning telur, susu sapi, jamur, dan sereal.

2. Karotenoid dan vitamin A

Karotenoid adalah antioksidan sekaligus pigmen merah, hijau, kuning, dan jingga. Mereka ditemukan di alam di beberapa ganggang berwarna-warni, bakteri, jamur, tanaman, buah-buahan, dan sayuran, beberapa di antaranya dapat Anda sertakan dalam makanan Anda.

Dari 700 karotenoid yang teridentifikasi di alam, hanya sekitar 30 yang ditemukan di tubuh manusia.  Salah satunya adalah vitamin A dan prekursornya, serta beta karoten.

Vitamin A adalah antioksidan karotenoid yang larut dalam lemak. Penelitian menunjukkan vitamin tersebut mungkin bermanfaat untuk mengelola pneumonia dan infeksi pernapasan.

Dalam kasus Covid-19, penelitian menunjukkan bahwa vitamin A mengurangi peradangan dan stres oksidatif, meningkatkan respons kekebalan dan dapat menurunkan tingkat keparahan penyakit.

Para peneliti berpikir itu melindungi reseptor ACE2, mirip dengan vitamin D dan dapat bekerja pada beberapa target molekuler lain untuk memerangi Covid-19.

3. Zinc

Kekurangan zinc telah dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi dan hasil yang lebih buruk pada mereka yang menderita Covid-19. Zinc dianggap sebagai salah satu mineral terpenting. Penelitian telah menunjukkan, sifat antioksidan dan antiinflamasinya dapat mengurangi risiko penyakit jantung, dapat mendukung kesehatan mata dan sangat penting untuk kesehatan kekebalan tubuh.

Pada Covid-19, zinc dapat mengurangi risiko terkena infeksi bakteri pada saat yang sama dan menurunkan aktivitas reseptor ACE2, yang merupakan target virus corona baru. Ini juga melindungi kesehatan jaringan paru-paru dan dapat menjadi pengobatan tambahan terapeutik untuk Covid-19.

Studi tentang ini sekarang sedang berlangsung. Jika Anda telah menerima diagnosis kekurangan zinc, dokter Anda mungkin merekomendasikan agar Anda mengkonsumsi suplemen zinc. Makanan yang mengandung zinc di antaranya daging, kacang-kacangan, susu, telur, dan gandum utuh.

4. Asam lemak omega 3

Lemak tidak jenuh ganda omega 3 adalah kategori asam lemak yang terbukti memiliki manfaat kesehatan antiinflamasi, termasuk untuk kesehatan otak, penyakit jantung dan rheumatoid arthritis.

Lemak omega 3 ini, khususnya asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA), dapat meningkatkan pemulihan pada orang dengan Covid-19. Asam lemak omega 3 ada pada makanan laut, kacang kedelai, tahu, dan produk fermentasi.

5. Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin antioksidan yang mendukung kesehatan kekebalan pada orang-orang dari segala usia. Penelitian pada hewan dan manusia telah menemukan bahwa vitamin C dapat mengurangi stres oksidatif, meningkatkan fungsi endotel untuk menjaga dari penyakit jantung dan mendukung pemulihan dari flu biasa.

Penelitian yang muncul menunjukkan, memberikan vitamin C kepada orang dengan Covid-19 dapat mendukung pemulihan dan peningkatan selama perjalanan penyakit. Vitamin C memiliki peran potensial dalam pencegahan dan pengelolaan pneumonia dan infeksi bakteri seperti sepsis, meskipun beberapa komunitas ilmiah mempertanyakan penggunaannya.

Bukti awal menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin C dapat membantu mereka yang menderita Covid-19 tetapi diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia.Vitamin C banyak terkandung dalam buah-buahan seperti jambu biji, kiwi, mangga, jeruk, dan pepaya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler