5 Langkah Sederhana Biasakan Anak Anda Melaksanakan Sholat

Teladan orang tua merupakan hal mutlak biasakan anak sholat

Prayogi/Republika.
Ilustrasi membiasakan anak sholat. Teladan orang tua merupakan hal mutlak biasakan anak sholat
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Bagi pasangan yang baru merasakan menjadi orang tua atau bahkan sudah memiliki banyak anak, mendorong anak untuk mau sholat, bukan hal mudah. 

Baca Juga


Padahal membiasakan anak untuk sholat sejak belia akan berdampak pada kebiasaan sholatnya saat beranjak dewasa.  

Demi meraih tujuan itu, tentunya perlu mengetahui cara-cara terbaik untuk melakukannya. Bisa dengan mengikuti anjuran Nabi Muhammad SAW, sahabat hingga ulama, atau juga orang tua lain yang sudah lebih dulu berhasil.  

Anggota Lembaga Fatwa Dar Iftaa Dr Mahmoud Shalaby menekankan bahwa ayah dan ibu harus menjadi panutan bagi anak-anaknya dalam menjaga sholat. 

Hal ini seperti bergegas menginjakkan kaki di jajaran jamaah saat waktu sholat tiba. Contoh-contoh itu akan membekas di ingatan anak dan akan meniru perilaku orang tuanya.  

"Kerusakan anak di masa tua tergantung pada pendidikan mereka sebelum mencapai pubertas. Seperti seorang gadis yang belum mencapai pubertas. Dia membiasakan memakai jilbab sebelum pubertas dalam shalat. Memakainya sebelum pubertas membantunya melakukannya ketika dia dewasa," katanya.  

Adapun terkait cara-cara terbaik yang bisa dilakukan orang tua, seperti dilansir dari Elbalad, Kamis (17/2/2022) adalah sebagai berikut: 

Pertama, landasan pendidikan iman 

Tindakan pertama yang perlu dilakukan orang tua saat hendak membiasakan anak sholat secara rutin, adalah mengisi wawasan anak tentang iman kepada Allah SWT. 

Karena anak pada tahap awal belum dapat memahami ghaib, maka peran orang tua disini adalah mendekatkan makna-makna keimanan, seperti hakikat ketuhanan, makna kenabian, realitas Hari Akhir, dan hubungan dunia dengan akhirat.  

Dengan ajaran itu, anak mengetahui sejak usia dini bahwa Allah adalah Pencipta semua orang dan hal-hal di sekitarnya. Dan bahwa Dialah yang memberi manusia semua berkah, Dia Pemelihara ciptaannya dan ingin membimbing orang-orang untuk kebaikan. 

Kedua, teladan orang tua 

Dalam menjaga sholat di awal waktu, sangat penting menjadi tauladan bagi mereka karena anak-anak gemar meniru orang tua. 

Baca juga: Mualaf Edy, Takluknya Sang Misionaris di Hadapan Surat Al Ikhlas

Jika anak-anak terbiasa melihat ayah mereka bergegas meninggalkan pekerjaan apa pun meskipun penting dan bersegera melakukannya setelah setiap adzan, maka pentingnya sholat akan tertanam kuat di hati anak-anak.  

Hal kecil seperti berpergian setelah waktu sholat menjadi bagian penting untuk menanamkan pentingnya sholat. Orang tua bisa mengatakan, misalnya, "Kita akan pergi ke rumah nenek setelah sholat dzuhur," akan menjadi pembiasaan yang baik.   

 

Ketiga, berikan gambaran sholat dari Nabi Muhammad SAW dan sahabat 

Agar anak menyadari keutamaan sholat, perlu juga membacakan kepada anak teladan sholat Nabi SAW dan para sahabat.

Karena anjuran dengan ucapan langsung mungkin tidak dipahami oleh anak pada tahap awal, ia bahkan mungkin menganggap sholat sebagai beban berat karena menghalanginya dari bermain.  

Tetapi ketika orang tua memberikan gambaran dalam imajinasinya terkait orang-orang beriman yang saleh yang hatinya terhubung dengan Tuhan.

Kemudian dijelaskan bahwa mereka menemukan kenyamanan dalam sholat, maka itu akan lebih mendorong anak untuk mencintai sholat.  

Hendaknya anak mengetahui bahwa Rasulullah SAW biasa sholat malam sampai bengkak kedua kakinya, mengucap syukur kepada Allah SWT atas nikmatnya, dan bahwa di antara orang-orang saleh ada seorang laki-laki yang dipotong anggota tubuhnya yang sakit ketika dia sedang sholat dan dia hampir tidak merasakan apa yang terjadi padanya sampai dia menyelesaikan sholatnya 

Keempat, mendampingi anak-anak ke masjid 

Pergi ke masjid juga bisa menjadi hiburan bagi anak-anak, karena yang membuat mereka senang adalah pergi keluar bersama orang tua, menemani mereka ke tempat-tempat umum, dan berbagi minat. Dengan begini, keinginan anak untuk sholat dan melakukannya di masjid akan lebih besar   

Baca juga: Kisah Puji dan Agus, Suami Istri yang Bersama-sama Masuk Islam

 

Kelima, memberikan penghargaan kepada anak 

 

Menjadi penting juga mengetahui bahwa anak membutuhkan motivasi dan penghargaan untuk setiap perbuatan positif yang dilakukannya. Tidak hanya terkait capaian pendidikan umum atau hal duniawi lainnya, tapi juga termasuk capaiannya dalam menjaga sholat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler