Madiun Optimalkan 3T Cegah Penularan Covid-19 Lebih Luas

Tingkat keterisian tempat tidur (BOR) diklaim masih aman.

Antara/Siswowidodo
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan cairan disinfektan di fasilitas umum Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (2/2/2022). Pemkot Madiun melakukan penyemprotan cairan disinfektan secara massal di sejumlah lokasi yang banyak dikunjungi warga dengan melibatkan petugas gabungan dari Pemadam Kebakaran, BPBD, PMI, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perdagangan guna mengendalikan penyebaran COVID-19 seiring meningkatnya kambali kasus positif COVID-19.
Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, mengoptimalkan pelacakan (tracing), pemeriksaan dini (testing), dan perawatan (treatment) atau 3T untuk mencegah penularan kasus COVID-19 yang lebih luas di daerah itu.

Baca Juga


"Dalam sehari kami bisa melakukan tracing ratusan orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Madiun dr Denik Wuryani di Madiun, Kamis (17/2/2022).

Menurut dia, peningkatan kegiatan 3T tersebut sudah menjadi prosedur tetap untuk mengantisipasi penularan kasus COVID-19. Kegiatan 3T tersebut juga untuk percepatan menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala.

Pihaknya membenarkan kasus aktif COVID-19 di Kota Madiun meningkat signifikan pada sepekan terakhir. Kasus aktif, pada Kamis (10/2) pekan lalu bertambah 57 kasus, Jumat (11/2) bertambah 89 kasus, Sabtu (12/2) bertambah 103 kasus, dan Minggu (13/2) bertambah 45 kasus.

Kemudian Senin (14/2) bertambah 26 kasus, Selasa (15/2) bertambah 82 kasus, Rabu (16/2) bertambah 106 kasus, dan per Kamis (17/2) kasus konfirmasi baru bertambah 104 orang.Jumlah kasus aktif di Kota Madiun hingga Kamis ini mencapai 466 pasien, yang yang terdiri dari 103 oranh masih dalam perawatan, 316 orang isolasi mandiri, 47 orang isolasi terpadu.

Denik menambahkan tingkat keterisian tempat tidur (BOR) diklaim masih aman. Rumah Sakit Lapangan (RSL) Wisma Haji terisi sekitar 30 persen dari total 182 tempat tidur, sedangkan rumah sakit rujukan terisi sekitar 30,77 persen.

Dari 466 kasus aktif per Kamis ini, tidak semua pasien warga Kota Madiun. Karena itu, pihaknya belum berencana menyiapkan penambahan BOR dan memaksimalkan perawatan di tempat isolasi terpadu.

Sementara pasien tidak bergejala atau tidak memiliki riwayat komorbid (penyakit bawaan) cukup isolasi mandiri. Meski begitu, petugas puskesmas perlu mengecek ke rumah pasien bersangkutan.

"Pasien tidak bergejala, bisa isolasi di rumah. Selama di rumah, mereka tetap dipantau petugas puskesmas terdekat," kata dia.

Denik berharap masyarakat tidak khawatir, namun harus tetap waspada dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. "Kalau tracing kuat, tata laksana benar, kasus akan cepat ditemukan, tingkat fatalitas tidak naik, dan pasien cepat sembuh," katanya.

Sesuai data, di Kota Madiun kasus COVID-19 hingga Kamis (17/2) telah mencapai 8.094 orang. Dari jumlah itu, 7.113 orang di antaranya telah sembuh, 103 lainnya masih dalam perawatan, 316 orang isolasi mandiri, 47 orang isolasi terpadu, dan 515 orang meninggal dunia.

Untuk jumlah konfirmasi baru pada Kamis (17/2) tercatat 104 orang, sembuh 63 orang dan meninggal dunia satu orang. Sementara untuk pelacakan sebanyak 283 orang.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler