Sepanjang 2021, BRI Life Bayarkan Klaim Nasabah Hingga Rp 5,7 Triliun

BRI Life berusaha untuk menjadi salah satu asuransi jiwa pilihan bagi masyarakat

brilife.co.id
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya BRI Life membayarkan klaim nasabah senilai Rp 5,7 triliun sepanjang 2021. (ilustrasi)
Rep: Novita Intan Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya BRI Life membayarkan klaim nasabah senilai Rp 5,7 triliun sepanjang 2021. Hal ini sejalan perusahaan mengoptimalkan kanal distribusi, inovasi produk dan meningkatkan service excellent.

Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan BRI Life berusaha untuk menjadi salah satu asuransi jiwa pilihan bagi masyarakat Indonesia. “Perusahaan berupaya memperbaiki dan menyesuaikan model bisnis dan menyiapkan strategi inisiatif bidang digital dan budaya untuk mencapai kualitas kinerja terbaik,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Jumat (18/2/2022).

Sejalan pencapaian tersebut, perusahaan melaksanakan kegiatan launching target 2022 dengan tema ‘Promising 2022 and Reach The Goals’ pada Januari 2022.

Sementara itu Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan ada tiga poin penting yang harus disepakati bersama guna mencapai target yang telah ditetapkan, yakni kepastian KPI (Key Performance Indikator) yang harus dipahami oleh seluruh insan BRI Life, strategi inisiatif yang ditetapkan pimpinan harus dapat dimengerti oleh tim yang dipimpin, serta perilaku positif seluruh tim untuk mendukung terlaksananya strategi inisiatif.

“Tiga hal perilaku positif yang mendukung taktik dan strategi inisiatif perusahaan, yakni; harus lebih fokus, lebih efisiensi dan lebih disiplin serta terarah dalam melakukan tindakan,” ucapnya.

Komisaris Utama BRI Life Muhammad Syafri Rozi meyakini BRI Life dapat mencapai target pada 2022. Hal ini sejalan dengan catatan pertumbuhan ekonomi berdasarkan data Bank Indonesia sebesar 5,5 persen serta pertumbuhan penduduk dan pendapatan per kapita yang meningkat.

“Variabel umum lainnya yang mendukung pencapaian target antara lain perkembangan digitalisasi, pengelolaan investasi yang sehat, peningkatan service excellent dan government improvement process,” ucapnya.

Rozi menyebut gencarnya literasi asuransi akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan dan manfaat asuransi, sementara itu penetrasi di industri masih sebesar 6,5 persen data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), angka ini menunjukan peluang yang besar bagi industri asuransi, tetap tumbuh dan berkembang.

Dari sisi customer, standar key performa yang ditetapkan antara lain pencapaian miss selling resolution (diantaranya mencakup peningkatan kompetensi agen dalam rangka mencegah miss selling, penggunaan standar tools), employee engagement survey dan customer complaint resolution serta pencapaian customer satisfaction Index harus meningkat lebih baik dibanding 2021.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler