Menlu AS Khawatir Tindakan Rusia Perpanjang Latihan Militer

Barat akan mencoba untuk mencegah invasi terjadi.

EPA-EFE/UKRAINE NAT. POLICE PRESS SERV.
Gambar selebaran yang disediakan oleh layanan pers Polisi Nasional Ukraina menunjukkan hasil penembakan di sebuah desa tidak jauh dari kota Donetsk yang dikuasai militan pro-Rusia, Ukraina, 18 Februari 2022 di tengah eskalasi di perbatasan Ukraina - Rusia.
Rep: Dwina agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --  Rusia akan memperpanjang latihan militer di Belarus yang berakhir pada Ahad (20/2/2022) waktu setempat. Kondisi itu membuat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken lebih khawatir invasi Rusia ke Ukraina akan terjadi.

Baca Juga


Blinken mengatakan semua tanda menunjukkan bahwa Rusia berada di ambang penyerangan, meski Rusia telah berulang kali membantah rencana tersebut. "Semua yang kami lihat menunjukkan bahwa ini sangat serius,  bahwa kami berada di ambang invasi." kata Blinken kepada CNN.

Menurut Blinken, Barat akan mencoba untuk mencegah invasi terjadi, tetapi aliansi sama-sama siap jika Moskow menyerang. "Sampai tank benar-benar meluncur, dan pesawat terbang, kami akan menggunakan setiap kesempatan dan setiap menit kami harus melihat apakah diplomasi masih dapat menghalangi Presiden (Vladimir) Putin untuk meneruskan ini," ujarnya.

Blinken mengatakan pertemuan yang direncanakannya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov masih akan dilanjutkan minggu depan selama Moskow tidak melanjutkan invasi. Presiden Joe Biden juga, menurut Blinken, siap untuk terlibat dengan Putin kapan saja, dalam format apa pun, jika itu dapat membantu mencegah perang.

Para pemimpin Barat telah memperingatkan invasi Rusia ke Ukraina, memperkirakan bahwa lebih dari 150.000 tentara Rusia telah mengepung negara itu. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Belarusia mengatakan negaranya dan Rusia memperpanjang latihan militer yang akan berakhir pada Ahad.

Keputusan untuk memperpanjang latihan itu dibuat karena aktivitas militer di dekat perbatasan Rusia dan Belarusia serta eskalasi situasi di wilayah Donbass di Ukraina timur.

Washington telah memperingatkan bahwa Moskow dapat menggunakan klaim palsu tentang konflik di wilayah Donbass Ukraina, termasuk laporan kuburan massal dan tuduhan produksi senjata kimia. Tuduhan ini bisa dipakai untuk membenarkan invasi ke bekas republik Soviet. Ditanya apakah keputusan itu membuatnya lebih khawatir tentang invasi, Blinken menjawab "Ya."

"Semua ini bersama dengan operasi bendera palsu yang kami lihat terungkap selama akhir pekan memberi tahu kami bahwa pedoman yang kami susun sedang bergerak maju," katanya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam sebuah wawancara dengan penyiar ABC memperingatkan tentang korban besar jika Rusia akan mengerahkan tank, kendaraan lapis baja, artileri, dan pasukan roket yang telah dikumpulkan di perbatasan Ukraina. "Anda bisa melihat sejumlah besar kekuatan tempur bergerak sangat cepat sekarang untuk merebut Kiev," katanya.

"Jika dia menggunakan kekuatan tempur semacam itu, itu pasti akan menciptakan korban yang sangat besar dalam populasi sipil," ujar Austin. 

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler