Alergi Makanan, Mungkinkah Bisa Dihilangkan?

Alergi makanan juga bisa muncul ketika seseorang sudah berusia dewasa.

Pixabay
Kacang merupakan salah satu makanan penyebab alergi. Gejala alergi makanan disebabkan oleh respons sistem kekebalan tubuh, sedangkan gejala intoleransi atau sensitivitas tidak.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alergi makanan adalah suatu kondisi ketika mengonsumsi makanan tertentu dapat memicu respons kekebalan yang tak biasa. Ini disebabkan oleh antibodi imunoglobulin E (IgE) di mana sistem kekebalan tubuh mendeteksi protein dalam makanan sebagai ancaman.

Meskipun alergi makanan cukup umum, kondisi ini juga dapat mengancam jiwa. Risiko itu muncul ketika melibatkan gangguan pernapasan dan/atau kardiovaskular.

Baca Juga



Meskipun makanan apa pun dapat menyebabkan alergi, ada beberapa makanan yang umum yang bisa memicunya. Alergi pada orang dewasa biasanya terkait kerang dan kacang, sementara pada anak-anak lebih banyak ditimbulkan oleh susu, telur, ikan, dan kacang-kacangan lainnya.

"Alergi makanan sebagian besar berkembang selama masa kanak-kanak di bawah usia tiga tahun, tetapi dapat berkembang pada usia berapa pun," kata kepala ahli gizi klinis di Fortis Memorial Institute, Deepti Khatuja.

Menurut Khatuja, alergi makanan yang berkembang selama masa dewasa akan bertahan hingga dewasa. Kemungkinan, itu akan menjadi alergi seumur hidup

Khatuja menjelaskan, gejala alergi makanan secara umum dapat berupa sensasi gatal di dalam mulut, tenggorokan, atau telinga. Ruam merah gatal yang menonjol, pembengkakan pada wajah, sekitar mata, bibir, lidah dan langit-langit mulut (angioedema), serta muntah juga dapat menjadi pertanda alergi.

Selain alergi, ada juga yang disebut intoleransi makanan. Ini diartikan sebagai kondisi saat tubuh sulit mencerna zat dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Intoleransi makanan menyebabkan gejala seperti kembung dan sakit perut yang biasanya terjadi beberapa jam setelah makan. Namun, itu tidak termasuk sistem kekebalan tubuh.

Lalu, apakah mungkin untuk terbebas dari alergi makanan? Sangat mungkin, namun tergantung pada alergi yang diderita.

Alergi telur, susu sapi, gandum, dan kedelai, contohnya, bisa diatasi. Hanya saja, alergi terhadap kacang tanah, ikan, dan kerang cenderung bertahan.

Spesialis telinga hidung tenggorok di Max Super Specialty Hospital, dr Suven Kalra, menjelaskan bagaimana proses alergi bisa diatasi. Saluran pencernaan bayi menyerap kekebalan yang meningkatkan imunoglobulin dari air susu ibu (ASI) melalui proses yang disebut pinositosis atau minum sel. Dengan proses ini, bayi mendapatkan antibodi siap pakai yang diproduksi di tubuh ibu untuk melawan infeksi.

Akibat proses pinositosis, terkadang protein penyebab alergi--seperti yang terdapat pada kacang atau telur--diserap oleh usus anak tanpa terlebih dahulu dicerna atau dipecah menjadi asam amino. Inilah yang memicu reaksi alergi.

Sebagai bagian dari proses pertumbuhan normal, ketergantungan anak pada antibodi siap pakai dari ibu berkurang seiring waktu. Pinositosis ini berhenti.

"Karena itu, pada akhirnya anak bisa mengatasi alerginya," kata Kalra, seperti dilansir The Indian Express, Kamis (24/2/2022).

Sementara itu, alergi makanan kemungkinan bertahan disebabkan beberapa faktor, termasuk memiliki SPT (skin prick test) yang lebih besar, tingkat IgE spesifik makanan yang lebih tinggi, dan memiliki penyakit alergi penyerta. Ada juga terapi yang bisa dilakoni guna mengatasi alergi, salah satunya imunoterapi oral.

Menurut dr Kalra, terapi itu mendorong seseorang untuk mengonsumsi makanan yang memicu alergi dalam jumlah kecil. Secara bertahap, porsinya ditingkatkan.

"Dengan proses ini, sistem kekebalan menjadi tidak peka dan orang tersebut dapat mengatasi alergi. Namun, ini harus dilakukan di lingkungan yang terkendali di bawah pengawasan dokter karena dapat menyebabkan reaksi yang parah," jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler