Tiga Nasihat di Peristiwa Isra Miraj

Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam.

Infografis Republika
Infografis Tiga Hal Penting dalam Isra Miraj
Rep: Fuji Eka Permana Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI), Buya Amirsyah Tambunan, menyampaikan, Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Pada peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan agung menuju langit ketujuh untuk menerima perintah sholat dari Allah SWT.

Baca Juga


"Setiap tahun umat Islam seluruh dunia peringati peristiwa ini. Karena merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah beliau mendapat perintah untuk menunaikan sholat lima waktu sehari semalam," kata Buya Amirsyah melalui pesan tertulis kepada Republika, Senin (28/2/2022).

Sekjen MUI ini menyampaikan pesan kepada segenap umat Islam di momen peringatan Isra Miraj ini. Pertama, tingkatkan kualitas spiritual karena peristiwa Isra dan Miraj merupakan peristiwa yang menakjubkan ketika Allah memperjalankan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa, dan dari Masjidil Al-Aqsa ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh.

Buya Amirsyah menegaskan, kecepatan perjalanan Isra Miraj telah melampaui kecepatan teknologi yang ada saat ini. Maka dari peristiwa yang menakjubkan ini seharusnya membuat para ilmuan terus melakukan kajian teknologi yang sejalan dengan perinsip ajaran Islam.

Menurutnya, memang kemampuan akal sehat memahami peristiwa Isra Miraj sangat terbatas. Sehingga butuh dasar spiritual untuk meyakini peristiwa tersebut. 

Pesan selanjutnya dari Sekjen MUI di momen peringatan Isra Miraj ini adalah agar umat Islam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana diketahui Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa dalam waktu yang singkat meski jaraknya diperkirakan mencapai sekitar 1.239 Km.

"Waktu itu, diperkirakan perjalanan 1.239 Km tersebut bisa ditempuh dengan memakan waktu satu bulan dengan menggunakan kuda atau unta," jelasnya.

 

 

Buya Amirsyah menambahkan, jarak perjalanan Isra tersebut diperkirakan seperti dari Medan ke Bandar Lampung. Dengan demikian, secara akal sehat sangat sulit memahami bagaimana bisa ditempuh dalam waktu singkat di saat kendaraan tercepat saat itu adalah kuda dan unta.

Ia mengatakan, namun di era ini manusia sudah bisa menggunakan kecepatan gelombang dan cahaya yang dapat diterima dengan akal sehat. Misalnya seperti mengirim pesan singkat lewat gawai atau smartphone. Meski jaraknya jauh tapi bisa saling berkirim pesan, dan dalam waktu yang sangat singkat pesannya sampai.

Untuk itu, Buya Amirsyah berpesan kepada umat Islam agar memahami peristiwa Isra dan Miraj dengan memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sedangkan dalam aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, Sekjen MUI ini berharap, umat Islam mampu untuk menguasainya terutama teknologi.

 

"Jadi dengan memahami peristiwa Isra dan Miraj, umat Islam dapat memperkuat iman dan taqwa kepada Allah. Sedangkan dalam aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam harus menguasai teknologi, bukan teknologi yang menguasai manusia,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler