Tips Cara Jaga Kesehatan Pendengaran Bagi Orang yang Sering Pakai Headset Berjam-jam
Pemakaian headset berjam-jam dapat menganggu kesehatan pendengaran.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sering pakai headset berjam-jam? Penggunaan peranti dengar memang dapat memudahkan orang dalam menangkap percakapan saat pertemuan secara daring, namun kebiasaan itu juga berisiko terhadap kesehatan pendengaran.
"Penggunaan headset saat meeting online maupun aktivitas lain perlu dibatasi," jelas Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher Indonesia (PP Perhati KL), Jenny Bashiruddin, dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Kebiasaan menggunakan headset dengan volume tinggi dapat memicu gangguan pendengaran. Dr Jenny mengingatkan agar volume headset tidak terlalu besar.
"Setidaknya, 60 persen dari volume yang ada," ujar dr Jenny.
Agar kesehatan pendengaran terjaga, hentikan penggunaan headset setelah satu jam. Istirahatkan telinga selama sejam.
Dr Jenny juga menyerukan masyarakat melakukan pemeriksaan telinga secara rutin untuk membersihkan kotoran telinga. Kotoran telinga berupa serumen dapat dibersihkan dalam pemeriksaan rutin enam bulan sekali.
"Tapi kalau serumennya itu cepat mengeras maka pemeriksaan dilakukan tiga sampai empat bulan sekali," tutur dr Jenny.
Pada telinga terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar serumen yang akan menghasilkan kotoran di sepertiga lubang. Seharusnya, kotoran tersebut bisa keluar sendiri dan kalaupun mau dibersihkan itu tidak boleh menggunakan cotton buds.
Pemakaian cotton buds justru akan merusak. Sebaiknya, cotton buds hanya dipakai untuk membersihkan bagian luar telinga saja.
"Tidak boleh sampai masuk ke dalam telinga agar kotoran tidak terdesak ke dalam," kata dr Jenny.
Selain itu, diperlukan pemeriksaan untuk mengetahui tingkat pendengaran. Bagi pegawai dengan tempat kerja yang bising melebihi 85 desibel, maka pemeriksaan pendengaran dianjurkan satu tahun sekali.
"Tapi kalau dia bekerja tidak di tempat bising, tentunya pemeriksaan pendengarannya tidak usah satu tahun sekali, bisa dua atau tiga tahun sekali," jelas dr Jenny.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementeriaan Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan kesehatan pendengaran merupakan hal penting untuk diwujudkan di seluruh siklus hidup manusia. Gangguan pendengaran mampu diatasi apabila dapat diidentifikasi tepat waktu.
"Gangguan pendengaran dapat dicegah melalui tindakan preventif, seperti menghindari suara bising dalam kegiatan sehari-hari," kata Maxi.