Kena Omicron, 3 Gejala yang Kurang Lazim Bisa Muncul: Beda dengan Gejala Klasik Covid-19
Kena omicron, orang tak selalu mengembangkan gejala klasik Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Selama dua tahun pandemi Covid-19, ada tiga gejala utama yang sudah akrab di masyarakat, yaitu demam tinggi, batuk yang terus-menerus, dan kehilangan atau berkurangnya fungsi indra penciuman atau pengecap. Begitu infeksi varian omicron dari SARS-CoV-2 mendominasi, gejala yang kurang lazim juga muncul, termasuk ruam kulit.
Menurut data ZOE Covid Study di Inggris, belakangan hanya 50 persen orang yang mengalami tiga gejala klasik, yaitu demam, batuk, atau kehilangan indra penciuman atau pengecap. Faktanya, hanya seperlima orang yang terinfeksi Covid-19 yang kini mengalami masalah dengan kemampuan membaui dan mengenali rasa makanan-minuman.
Infeksi omicron biasanya lebih terasa seperti pilek bagi banyak orang. Data ZOE memperkirakan bahwa 52,5 persen orang yang mengalami gejala seperti pilek cenderung memiliki gejala Covid-19.
Ilmuwan ZOE Covid Study yang dipimpin Prof Tim Spector mencantumkan gejala Covid-19 yang paling penting untuk dikenali adalah:
- Pilek
- Sakit kepala
- Bersin
- Sakit tenggorokan
- Batuk terus-menerus
- Demam
- Kehilangan kemampuan indra penciuman dan pengecap
Sementara itu, ada tiga tanda Covid-19 yang tidak biasa akibat infeksi varian omicron. Beberapa gejala yang tak lazim juga bisa menandakan Covid-19. Waspadai jika mengalami keluhan seperti ini:
1. Ruam kulit
Jutaan pasien Covid-19 menemukan ruam pada kulit, jari tangan, jari kaki, mulut, dan lidah akibat penyakit tersebut. Belum ada penjelasan yang menyebabkan ruam ini, tetapi itu bisa dikaitkan dengan respons kekebalan terhadap virus.
"Ruam Covid-19 biasanya gatal dan ini sapat menyebabkan kurang tidur," ungkap Prof Spector merujuk informasi dari aplikasi ZOE Covid Study, seperti dikutip dari laman Express.co.uk, Rabu (2/3/2022).
Aplikasi tersebut memperlihatkan, beberapa orang dengan ruam juga mengalami kepekaan terhadap sinar ultraviolet (UV) dan mendapatkan bercak merah di wajah mereka setelah berada di luar dalam waktu yang singkat. Ini mungkin jenis ruam biang keringat atau cacar air atau jenis gatal-gatal. Tetapi bagaimanapun juga, itu tidak menyenangkan.
2. Delirium
Delirium dikatakan sebagai gejala Covid-19 yang lebih sering terjadi pada orang tua yang lebih lemah. Baik aplikasi ZOE maupun penelitian King's College London telah menemukan bahwa orang tua menjadi semakin bingung atau mulai bertingkah aneh setelah didiagnosis terinfeksi Covid-19.
Delirium adalah respons umun terhadap infeksi dan penyakit baru pada orang tua, tetapi penting untuk tidak mencampuradukkan dengan gejala demensia atau penyakit Alzheimer. Ada dua jenis delirium yang terlihat, yakni delirium hiperaktif dan delirium hipoaktif.
Delirium hiperaktif adalah kondisi di mana seseorang mengubah karakter mereka hingga terlihat menjadi gelisah, tertekan, atau bahkan agresif. Orang yang merawat pasien ini bisa dengan mudah mengenali perubahan tersebut karena mengetahui apa yang dikatakan atau dilakukan pasien.
Sementara itu, delirium hipoaktif adalah yang lebih umum, tetapi lebih sulit dikenali. Ini terjadi saat orang menarik diri, mengantuk, dan kurang responsif atau terlibat dalam yang terjadi di sekitar mereka, termasuk ketika perlu ke toilet ataupun perubahan kebiasaan makan.
3. Melewatkan makan
Satu dari tiga orang yang terinfeksi Covid-19 kehilangan nafsu makan dan melewatkan waktu makan. Ini adalah tanda pertama Covid-19 di rumah perawatan.
Pasien berusia 35 tahun ke atas bisa kehilangan nafsu makan selama lebih dari sepekan. Gejala ini sangat mungkin terjadi yang bersamaan dengan kelelahan, yang terjadi pada lebih dari 87 persen orang dewasa di aplikasi ZOE.
Sekitar setengah dari orang-orang yang kehilangan nafsu makan juga akan mengalami demam. Mereka juga batuk terus-menerus, mengalami sakit perut, dan diare.