Tutup Tahun 2021, Grab Catat Kerugian Rp 51 Triliun

Grab mencatat pendapatannya Rp 9,65 triliun hingga 30 Desember.

AP/Tatan Syuflana
Grab mencatat pendapatannya Rp 9,65 triliun hingga 30 Desember.
Rep: Retno Wulandhari Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Grab membukukan kinerja negatif sepanjang 2021. Hingga akhir kuartal IV tahun lalu, superapp asal Singapura ini tercatat masih merugi kendati pendapatan mengalami kenaikan signifikan. 

Baca Juga


Per 30 Desember 2021, pendapatan Grab meningkat 44 persen year-on-year (YoY) menjadi 675 juta dolar AS atau sekitar Rp 9,65 triliun. Kenaikan pendapatan ini didukung oleh pertumbuhan yang kuat dalam segmen pengiriman dan layanan keuangan. 

Meski demikian, Grab menutup tahun 2021 dengan mencatatkan kerugian sebesar 3,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 51 triliun. Kerugian ini mencakup beban bunga nontunai sebesar 1,6 miliar dolar AS serta pengeluaran terkait pencatatan publik sebesar 353 juta dolar AS. 

Di sisi lain, Grab membukukan pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar 29 persen YoY menjadi 16,1 miliar dolar AS. Ini melebihi batas atas prospek yang diberikan pada September 2021 dan Ini menandai rekor baru bagi Grab.

CEO sekaligus co-founder Grab, Anthony Tan, mengakui tahun 2021 adalah tahun terkuat Grab, bahkan saat menghadapi kondisi yang lebih berat dengan varian Delta dan Omicron. "Kami mencapai pertumbuhan luar biasa baik dalam GMV, maupun Pendapatan sambil terus meningkatkan margin EBITDA," kata Anthony dalam keterangan resminya, dikutip Ahad (6/3). 

Anthony optimistis Grab akan semakin bertumbuh ke depannya. Ia menilai orang Asia Tenggara semakin mengandalkan superapp Grab untuk berbagai kebutuhan sehari-hari. Sekitar 56 persen pengguna sekarang menggunakan dua atau lebih layanan Grab dan rata-rata pembelanjaan pengguna di platform Grab tumbuh 31 persen pada 2021.

Anthony berharap tahun 2022 akan menjadi tahun yang menentukan bagi Grab. Pada tahun ini, Grab bersiap untuk meluncurkan digibank di Singapura, dan terus mengejar peluang besar dalam pengiriman untuk melayani konsumen dengan lebih banyak pilihan dan kenyamanan yang lebih baik.

Peter Oey, Chief Financial Officer Grab, menambahkan, Grab berencana untuk berhati-hati dan disiplin dalam mengalokasikan modal. Grab akan menggandakan peluang pertumbuhan jangka panjang dari bisnis sesuai permintaan, periklanan, dan layanan keuangan perusahaan. 

"Kami tetap fokus pada jalur kami menuju profitabilitas dan akan terus meningkatkan ekonomi unit kami," kata Peter.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler