Ketika Batman Ogah Masuk ke Rusia
Studio film raksasa Hollywood melarang filmnya masuk ke Rusia selama invasi.
Oleh : Qommarria Rostanti, Jurnalis Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Berita-berita mengenai invasi Rusia ke Ukraina hingga kini masih menjadi sorotan di media massa. Kala Rusia meneruskan invasinya ke Ukraina, “serangan” lain justru datang ke negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu.
Serangan yang saya maksud bukan berupa gempuran berbagai jenis senjata, melainkan boikot dari industri perfilman dunia. Studio-studio film raksasa seperti Warner Bros, Sony Pictures Entertainment, Paramount Pictures, serta Disney/Pixar melarang filmnya masuk ke Rusia selama invasi masih dilakukan.
Warner Bros semula telah menjadwalkan rilis film The Batman ke bioskop di Rusia pada Jumat (4/3/2022). Namun beberapa hari lalu, WarnerMedia mengumumkan, sehubungan dengan krisis kemanusiaan di Ukraina, mereka menghentikan perilisan film superhero solo yang dibintangi Robert Pattinson itu.
Saat bioskop-bioskop negara lain sudah menayangkan petualangan Batman melawan Riddler dan Penguin, penggemar Batman di Rusia terpaksa harus gigit jari. Warner Media menegaskan, alasan kemanusiaan menjadi penyebab Batman tidak masuk ke negara tersebut.
Baca juga : Rusia Ancam Embargo Minyak dan Harga Bisa Tembus 300 Dolar per Barel
"Mengingat krisis kemanusiaan di Ukraina, WarnerMedia menghentikan perilisan film The Batman di Rusia," kata seorang juru bicara Warner Media, seperti dilansir di BBC, Rabu (2/3/2022).
Sony Pictures Entertainment juga menunda film Morbius yang dibintangi aktor Jared Leto sebagai dokter yang menjadi vampir. Paramount Pictures tidak akan merilis sekuel animasi Sonic the Hedgehog 2 dan The Lost City yang dibintangi Sandra Bullock, Channing Tatum, Daniel Radcliffe, Da'Vine Joy Randolph, dan Brad Pitt.
Sementara itu, Disney pun telah menunda rilis film animasi Pixar di Rusia berjudul Turning Red. Dalam pernyataannya, DIsney mengatakan, "Mengingat invasi tak beralasan ke Ukraina dan krisis kemanusiaan yang tragis, kami menghentikan rilis teater film di Rusia. Raksasa hiburan itu juga akan bekerja dengan organisasi non-pemerintah untuk memberikan bantuan mendesak dan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi.
Kini, pencinta film di Rusia tidak dapat menikmati pertunjukan teatrikal dari film-film blockbuster seperti The Batman, Morbius, Turning Red, atau Sonic the Hedgehog 2. Pasar film Rusia tidak kecil. Pada 2019, tahun normal terakhir sebelum pandemi Covid-19 melanda, box office Rusia adalah pasar film internasional terbesar kesembilan.
Kehilangan penonton di Rusia mungkin akan memberikan dampak yang cukup terasa bagi studio yang mengekang filmnya masuk ke negara itu. Tak menutup kemungkinan, pembajakan film-film Hollywood akan deras, sehingga menggerus keuntungan studio. Namun kembali lagi, seperti yang disampaikan Warner Media bahwa “boikot” bukanlah soal menghitung untung atau rugi.“Ini bukan tentang uang. Ini tentang mengirim sebuah pesan,” kata Warner Media.
Baca juga : Bedanya Pemahaman Warga Ukraina dan Rusia Soal Invasi
Alasan serupa disampaikan oleh Disney. "Mengingat aksi militer yang sedang berlangsung di Ukraina dan ketidakpastian serta krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah itu, kami akan menghentikan rilis teater yang kami rencanakan di Rusia," kata seorang juru bicara Disney.
Tak hanya boikot film dari dunia ke Rusia, boikot serupa juga berlaku dari dalam Rusia ke dunia internasional. Akademi Film Ukraina menyerukan boikot internasional terhadap sinema Rusia.
Industri film Eropa menyatakan solidaritas, dengan Festival Film Cannes dan Venesia mengumumkan bahwa mereka melarang siapa pun yang memiliki hubungan dengan Kremlin. Festival Film Cannes menjadi organisasi terbaru yang mengungkapkan solidaritasnya dengan Ukraina dan mengumumkan boikot terhadap Rusia.
Dalam sebuah pernyataannya yang dilansir di NPR pada Selasa (1/3/2022), Festival Film Cannes mengatakan tidak akan menyambut delegasi Rusia atau siapa pun yang terkait dengan pemerintah Rusia untuk acara yang akan digelar pada Mei 2022 itu, kecuali jika invasi Rusia berakhir dengan kondisi yang dapat diterima oleh Ukraina. Meski begitu, Festival Film Cannes mendukung sineas Rusia yang "tidak pernah berhenti menyuarakan penghentian invasi”.
Karena dunia telah dilanda krisis berat di mana sebagian Eropa berada dalam keadaan perang, Cannes ingin memberikan dukungannya kepada Ukraina dan semua orang yang berada di wilayahnya. “Betapapun sederhananya, kami bergabung untuk menentang situasi yang tidak dapat diterima ini,” kata perwakilan Cannes.
Festival film Stockholm dan Glasgow juga ikut memboikot film-film yang didukung negara Rusia dari program mereka. Festival Film Glasgow pada awal pekan ini mencabut undangan untuk dua film Rusia dan sutradaranya, yakni No Looking Back karya Kirill Sokolov dan The Execution karya Lado Kvataniya. Kedua karya tersebut tidak lagi diterima di festival Skotlandia itu.
Baca juga : Bertemu Dubes Ukraina, PBNU Harap Konflik Rusia-Ukraina Dihentikan
Keputusan tersebut sempat menimbulkan kontrovesi. Namun pihak Festival memberikan klarifikasi bahwa penyelenggara mengambil keputusan itu karena berkaitan dengan sumber pendanaan film. Pihak penyelenggara mengatakan, kedua film tersebut telah menerima dana negara melalui CF Cinema Fund yang dewan pengawasnya termasuk Menteri Pemerintah Rusia saat ini dan Kementerian Kebudayaan Rusia.
Boikot Hollywood terhadap Rusia tampaknya menjadi berita menyegarkan bagi sineas Ukraina. Menurut CEO distributor film Ukraina, Kinolife, Illia Svidler ketika semua film besar Hollywood tidak dirilis, orang merasakannya.
Svidler mencatat, lebih dari 70 persen film yang diputar di Rusia adalah film Hollywood. Boikot itu akan menghapus keuntungan itu. "Mereka hanya akan memiliki sedikit film independen, film Rusia," katanya.
Di Ukraina, bioskop ditutup. Bahkan beberapa studio film menjadi tempat perlindungan bagi keluarga yang menghadapi bom Rusia.
Boikot dari dunia hiburan terhadap Rusia tidak hanya datang dari studio film. Layanan streaming Netflix dikabarkan menghentikan serial orisinal Rusia dari platformnya. Netflix juga mengumumkan tidak berencana menambahkan konten yang dianggap sebagai propaganda. Netflix enggan mematuhi aturan baru Rusia untuk membawa saluran yang didukung negara tersebut. "Mengingat situasi saat ini, kami tidak memiliki rencana untuk menambahkan saluran ini ke layanan kami," kata juru bicara Netflix.
Dari dunia musik, band rock Amerika, Green Day, membatalkan pertunjukannya di Stadion Spartak Moskow yang dijadwalkan pada akhir Mei 2022 dengan alasan invasi Rusia ke Ukraina. “Kami sadar bahwa momen ini bukan tentang pertunjukan rock stadion,” tulis band tersebut dalam sebuah unggahan yang dibagikan di Instagram pada Ahad (27/2/2022).
Baca juga : Senjata Rusia dan Ukraina Beradu di Pameran Pertahanan Saudi
Tak hanya Green Day, musisi lain yang juga membatalkan konser mereka di Rusia yakni trio pop indie AJR, Louis Tomlinson dari grup pop One Direction, ll sebagai rocker Iggy Pop, The Killers, Nick Cave & The Bad Seeds, Yungblud, dan Franz Ferdinand.
Dalam sebuah unggahan di akun Instagram, band rock Franz Ferdinand menyatakan cintanya kepada Rusia. Mereka mengatakan seni dan sastra telah mengilhami band tersebut sejak pertama kali bermain di negara tersebut, 17 tahun yang lalu. “Kami tahu Anda melihat kegilaan kepemimpinan negara Anda. Kami tahu Anda tidak menginginkan perang. Kami tidak menginginkan perang,” tulis band itu.
Menurut promotor veteran, Randy Phillips, Rusia pernah dianggap sebagai tujuan eksotis para musisi dunia. Rusia sempat menjadi perhentian tur penting untuk rangkaian tur besar Eropa. “Sangat disayangkan bahwa pasar yang sedang tumbuh kini telah menabrak tembok ciptaan mereka sendiri,” kata Phillips, seperti dilansir di Wall Street Journal, Selasa (1/3/2022).